Selasa, 12 April 2011

Buah

Segerombolan murid-murid
sekolah dasar berjalan
menapaki tepian parit di
persawahan dan ladang nan
luas. Mereka mengikuti langkah
guru mereka yang sesekali
menunjuki mana jenis pohon
yang mungkin belum mereka
ketahui.
“Anak-anakku, inilah
pepohonan yang mungkin
sering kamu sebut, tapi baru
kali ini kamu jumpai, ” ujar sang
guru ketika mereka berhenti di
tanah kosong di sebuah ladang.
“ Di sini ada pohon cabai, tomat,
terung, mentimun, pepaya,
jagung, ” tambah sang guru
sambil menunjuk ke ladang-
ladang yang telah mereka
lewati.
Seorang anak mengangkat
tangan sambil berdiri di sebuah
kumpulan pohon jangkung
yang berdaun seperti telapak
tangan terbuka. “Pak guru,
kalau ini pohon apa?” ucapnya
kemudian.
Sambil berjalan pelan, Pak Guru
mendekati sang penanya.
“ Anak-anakku, ini pohon
singkong,” jawab sang guru.
“Kenapa ia tidak berbuah,
seperti pohon-pohon lain di
ladang ini, Pak ?” tanya yang
lain.
“Kamu salah, anak-anakku.
Tidak semua buah bisa
ditampilkan ke permukaan.
Karena sesuatu hal, ia
disembunyikan, ” jawab sang
guru.
“Disembunyikan?” tanya murid
yang lain.
“Ya. Karena pohon singkong
bertubuh kurus dan jangkung,
ia menyembunyikan buahnya di
akar. Perhatikanlah !” jelas sang
guru sambil bersusah payah
mengangkat pohon singkong
hingga akarnya tercerabut.
Tampaklah sebuah
pemandangan yang mungkin
baru untuk anak-anak. Mereka
mendapati sebuah pohon
dengan akar yang begitu besar.
Itulah yang disebut guru
mereka sebagai buah yang
disembunyikan.
**
Dinamika hidup dengan
berbagai variasinya, hampir
selalu berujung pada satu
tujuan: mendapatkan hasil atau
buah. Berbagai variasi buah
pun menjadi target mereka.
Ada yang berkerja untuk
mendapatkan gaji, keuntungan
usaha bagi para pebisnis,
kehidupan berumah tangga
yang kemudian menghasilkan
berbagai aset keluarga,
kehidupan berorganisasi yang
membuahkan berbagai
keuntungan, dan lain-lain.
Sayangnya, kepicikan daya
pandang sebagian kita kadang
menutup adanya keberadaan
buah-buah lain yang tidak
selalu tampak di permukaan.
Dan boleh jadi, buah yang tidak
tampak itu, sebenarnya jauh
lebih bernilai dari apa yang bisa
dilihat, dipegang, dan kemudian
habis dimakan.

Tidak ada komentar: