Minggu, 18 September 2011

Suruh Merah ( Piper Crocatum )

Selama ini banyak orang yang mengerti kasiat sirih berdaun hijau sebagai kandungan antiseptik. Sepertiyang kita tahu bahwa tanaman sirih berdaun hijau secara turun menurun dapat dimanfaatkan untuk mengatasi beragam keluhan seperti mimisan, mata merah, keputihan, membuat suara nyaring, dan banyak lagi. Sebagai tanaman obat, sirih merupakan tanaman yang mempunyai manfaat yang tidak diragukan lagi. Bukan hanya sirih berdaun hijau saja yang menpunyai manfaat untuk kesehatan melainkan kini juga ada jenis sirih merah yang dipercaya memiliki manfaat kesehatan yang lebih beragam. Jenis Sirih merah atau dalam bahasa ilmiahnya Piper crocatum merupakan salah satu jenis dari tanaman sirih piper betle yang merupakan tanaman merambat dengan bentuk daun seperti hati berwarna merah biasanya hidup pada daerah dataran tinggi,
Bisanya bila sirih merah ditanam pada daerah yang memiliki kadar panas atau terkena sinar matahari langsung maka batang pada sirih merah akan cepat mengering dan zat warna merah yang terdapat pada bagian daun akan perlahan-lahan luntur.Walaupun kandungan kimia yang terdapat dalam daun sirih
merah ini belum diteliti secara detail. Tetapi dari hasil kematogram diketahui daun sirih merah mengandung flavonoid, senyawa polevenolad, tanin, dan minyak atsiri. Efek zat aktif yang terkandung daun sirih merah dapat merangsang saraf pusat dan daya pikir. Dari sumber yang kami dapat di kompas.com bahwa daun sirih merah mempunyai banyak manfaat yaitu memiliki merah memiliki efek mencegah ejakulasi dini, antikejang, antiseptik, analgetik, antiketombe, mengendalikan gula darah, lever, antidiare, meningkatkan
daya tahan tubuh, dan meredakan nyeri. Juga dipercaya mampu mengatasi radang paru, radang tenggorokan, radang gusi, hidung berdarah atau mimisan, dan batuk berdarah. Manfaatdaun sirih merah juga mampu mematikan jamur Chandida albicans penyebab sariawan. Selain itu, berkhasiat mengurangi sekrasi pada liang
vagina, keputihan dan gatal-gatal padaalat kelamin, sekaligus sebagai pembersih luka (efek
antiseptik). Manfaat daun sirih merah terdapat pada ekstrak daun sirih merah. Secara empiris ekstrak
daun sirih merah dalam pemakaian tunggal atau diformulasikan dengan tanaman obat lain mampu membatasi
aneka keluhan. Contohnya gangguan gula darah, peradangan akut pada organ tubuh, luka yang sulit sembuh, kanker payudara dan kanker rahim, leukemia, TBC dan radang hati, wasir, jantung koroner, darah tinggi, dan asam urat, Hipertensi, radang lever, radang prostat, radang mata, keputihan maag, kanker payu darah, nyeri sendi dan juga dapat dimanfaatkan sebagai penjaga stamina. selain sebagai obat sirih merah juga di manfaatkan oleh masyarakat jogja sebagai uborampe dalam acara-acara adat kraton yang digunakan untuk ngadi saliro dan juga digunakan sebagai alat kecantikan oleh beberapa putri-putri keraton sebagai penghalus kulit. Kandungan karvakol pada daun sirih merah bermanfaat sebagai desenfektan, dan anti jamur, sehingga berfungsi sebagai obat kumur danobat keputihan. Kandungan senyawa eugenol berfungsi sebagai obat pereda nyeri atau analgetik. kandungan tanin berfungsi sebagai penyembuh sakit perut khusunya diare dan juga dapat digunakan sebagai obat antiseptik pada luka. Sirih merah juga dapat dibudidayakan karena tanaman ini bernilai ekonomis sangat tinggi 4 – 5 lembar daun sirih merah mencapai harga 7 – 15 ribu rupiah sehingga dapat digunakan segabaimata pencaharian.

Selasa, 06 September 2011

Halal bi Halal

Halal bi halal merupakan suatu tradisi yang telah menjadi budaya di Indonesia. Maksut dari halal bi halal ini adalah saling maaf memaafkan sesama muslim setelah sebulan lamanya berpuasa di bulan Ramadhan. So, kegiatan ini dilaksanakan setiap lebaran atau hari-hari setelah shalat ied idul fitri. Bahkan bukan hanya sesama muslim saja, umat non islam pun juga ikut mengikuti acara ini. Contohnya dapat dilihat di kegiatan Halal bi Halal yang diselenggarakan muda mudi IRKB di desa Pundungrejo yang melibatkan warga muslim maupun non muslim RT 01 dan RT 02 RW 03 desa Pundungrejo disetiap tahunnya.
Seperti sudah tradisi, maka IRKB mengagendakan Halal bi Halal menjadi kegiatan rutin setiap tahun. Sama halnya tahun kali ini, IRKB akan melaksanakan Halal bi Halal di Semutan, Pundungrejo pada tanggal 11 September 2011 pukul 19.30 WIB dengan pembicara Ustadz Bapak Surono, AMD.

Senin, 29 Agustus 2011

Hening

Dalam sebuah keheningan
malam, seekor anak kelinci
tampak gelisah dalam lubang
nyaman keluarganya. Entah
kenapa, matanya sulit untuk
dipejamkan. Pikirannya selalu
menerawang ke arah gelap
yang membuat suasana kian
hening.
“Ayah, kenapa di sebagian
hidup kita selalu ada malam
yang membuat hening?” tanya
sang anak kelinci kepada
ayahnya yang tiba-tiba
terbangun.
Setelah berpikir sebentar, sang
ayah kelinci menjawab,
“Begitulah Yang Maha Kuasa
menciptakan keseimbangan
dalam hidup kita. Ada saatnya
kita bergerak, berlari, mencari
makan, dan ada saatnya kita
beristirahat.”
“Ayah, bukankah kita bisa
istirahat dalam suasana
terang?” sergah sang anak
kelinci di luar dugaan ayahnya.
“Anakku, dalam diri kita ada
ego, nafsu yang selalu
memaksa kita untuk memenuhi
kemanjaan-kemanjaannya.
Kepuasannya tidak akan
pernah berakhir hingga kita
mati. Karena itulah, Yang Maha
Bijaksana menciptakan malam
untuk memaksa kita tidak lagi
menuruti ego atau nafsu,” ucap
sang ayah kelinci panjang.
“Tapi ayah, aku tidak bisa
terlalu lama mengisi malam
hanya dengan istirahat. Seperti
yang kualami malam ini,”
ungkap si anak kelinci lagi.
“Anakku, malam hanya bentuk
dari sebuah keadaan. Isi yang
utamanya adalah keheningan.
Saat itulah, makhluk hidup
seperti kita terpenjara alam
ketidakberdayaannya. Dan saat
itulah, kita tersadarkan dengan
kesalahan, kekhilafan,
kelengahan atas apa yang telah
kita lakukan di siang tadi agar
tidak lagi terulang esoknya.
Itulah istirahat yang
sebenarnya,” jelas sang ayah
kelinci.
**
Hiruk pikuk kehidupan selama
sebelas bulan dalam putaran
satu tahun, seperti memenjara
kita dalam ruang sempit yang
dikuasai nafsu dan syahwat.
Seluruh raga terus ingin
bergerak memenuhi perintah
syahwat untuk mendapatkan
kepuasan sesuatu: harta, seks,
kekuasaan, kepemilikan, dan
sejenisnya.
Allah swt. memaksa hamba-
hambaNya yang Ia cintai untuk
sejenak berada dalam
keheningan. Keheningan malam
yang memberikan ruang bagi
ruhani bergerak mengalahkan
syahwat, untuk terbang ke
langit meninggalkan hinanya
tarikan dunia.
Dan, keheningan beberapa hari
terakhir di bulan suci ini untuk
melihat wajah dunia sebelas
bulan kita apa adanya. Untuk
sesaat, memenjarakan syahwat
yang selama ini telah menjadi
tuan dalam diri kita.

Selasa, 09 Agustus 2011

Umpan.

Seorang pemburu muda
tampak setengah berlari
menuju pepohonan rindang.
Wajahnya menunjukkan
kelelahan yang begitu serius.
Nafasnya masih tersengal.
“Uh, ternyata sulit sekali
memburu macan tutul,”
ucapnya kepada seorang
rekannya yang lebih senior.
“Dengan cara apa kamu
memburu macan tutul?” ucap si
pemburu senior sambil
memperbaiki posisi duduknya di
bawah rindangnya pepohonan
di sebuah tepian hutan.
“Aku terus melacak jejaknya.
Sudah kusiapkan senjata
berjenis jarak jauh yang akurat.
Kalau saja macan itu sudah
kutemukan…,” jelasnya
kemudian.
“Saudaraku, lihatlah di balik
pohon besar itu!” ucap si
pemburu senior sambil
menunjuk sebuah kerangkeng
besi.
Dan betapa terkejutnya si
pemburu muda ketika
mendapati di kerangkeng besi
itu terdapat dua ekor macam
tutul. Ia pun terperangah.
Bagaimana mungkin si pemburu
tua bisa mendapatkan dua ekor
tanpa berpayah-payah
sepertinya?
“Pak tua, dengan senjata apa
kau bisa melumpuhkan dua
macan tutul sekaligus? Padahal,
aku tidak melihat dirimu
berpayah-payah mengejarnya?”
suara si pemburu muda dari
kejauhan. Matanya masih lekat
menatap dua macan tutul itu.
Pemburu tua pun menghampiri
pemburu muda yang masih
terperangah dengan apa yang
ada di hadapannya.
“Saudaraku,” ucapnya sambil
tangan kanannya menepuk
bahu si pemburu muda. “Tidak
semua berburu itu berarti
mengejar,” tambahnya
kemudian.
“Maksudmu?” kilah pemburu
muda sambil sedikit menoleh.
“Tampakkanlah apa yang paling
mereka suka, merekalah yang
akan mengejarmu. Nafsulah
yang membuat mereka menjadi
bodoh, dan tidak lagi bisa
membedakan mana umpan dan
mana temuan,” ungkap si
pemburu tua yang disambut
anggukan oleh si pemburu
muda.
**
Kehidupan saat ini sudah
seperti arena perburuan yang
saling berkejaran satu sama lain
untuk memperebutkan
sejumlah kepentingan individu
dan kelompok. Saat itulah,
masing-masing kita menjadi
sangat berwaspada dengan
kelompok atau pihak yang
menampakkan perburuan
terhadap kita.
Tapi berhati-hatilah dengan
permainan jebakan dari pihak
lawan dengan umpan-umpan
yang menggelorakan syahwat
duniawiyah. Karena saat itulah,
nalar dan kewaspadaan kita
berada pada posisi terendah,
sehingga tak lagi bisa
membedakan mana umpan dan
mana temuan.

Kamis, 04 Agustus 2011

Tanah

Ada empat anak yang baru saja
mengalami duka setelah
kematian kedua orang tuanya.
Sebuah surat wasiat pun
mereka terima dari orang yang
mereka cintai itu. Setelah
urusan jenazah kedua orang
tuanya selesai, empat anak itu
pun membuka surat berharga
itu.
Ternyata, surat itu
menyebutkan bahwa keempat
anak itu diberikan pilihan untuk
memiliki empat bidang tanah
yang berlainan tempat. Ada
bidang tanah yang begitu hijau
dengan begitu banyak
pepohonan kayu yang bisa
dijual. Ada bidang tanah yang
berada di tepian sungai jernih,
sangat cocok untuk ternak
berbagai jenis ikan. Ada juga
bidang tanah yang sudah
menghampar sawah padi dan
ladang. Ada satu bidang tanah
lagi yang sangat tidak menarik:
tanah tandus dengan
tumpukan pasir-pasir kering di
atasnya.
Menariknya, surat itu diakhiri
dengan sebuah kalimat:
beruntunglah yang memilih
tanah tandus.
Anak pertama memilih tanah
pepohonan hijau. Anak kedua
pun langsung memilih tanah
dengan aliran sungai jernih.
Begitu pun dengan yang ketiga,
ia merasa berhak untuk
memilih tanah yang ketiga
dengan hamparan sawah dan
ladangnya. Dan tinggallah anak
yang keempat dengan tanah
tandusnya.
“Apa engkau kecewa, adikku,
dengan tanah tandus yang
menjadi hakmu?” ucap para
kakak kepada si bungsu.
Di luar dugaan, si bungsu
hanya senyum. Ia pun berujar,
“Aku yakin, pesan ayah dan ibu
tentang tanah tandus itu benar
adanya. Yah, justru, aku sangat
senang!”
Mulailah masing-masing anak
menekuni warisan peninggalan
kedua orang tuanya dengan
begitu bersemangat. Termasuk
si bungsu yang masih bingung
mengolah tanah tandus
pilihannya.
Hari berganti hari, waktu terus
berputar, dan hinggalah
hitungan tahun. Tiga anak
penerima warisan begitu
bahagia dengan tanah subur
yang mereka dapatkan.
Tinggallah si bungsu yang masih
sibuk mencari-cari, menggali
dan terus menggali, kelebihan
dari tanah tandus yang ia
dapatkan. Tapi, ia belum juga
berhasil.
Hampir saja ia putus asa. Ia
masih bingung dengan manfaat
tanah tandus yang begitu luas
itu. Sementara, kakak-kakak
mereka sudah bernikmat-
nikmat dengan tanah-tanah
tersebut. “Aku yakin, ayah dan
ibu menulis pesan yang benar.
Tapi di mana
keberuntungannya?” bisik hati
si bungsu dalam kerja kerasnya.
Suatu kali, ketika ia terlelah
dalam penggalian panjang
tanah tandus itu, hujan pun
mengguyur. Karena tak ada
pohon untuk berteduh, si
bungsu hanya berlindung di
balik gundukan tanah galian
yang banyak mengandung
bebatuan kecil. Tiba-tiba,
matanya dikejutkan dengan
kilauan batu-batu kecil di
gundukan tanah yang tergerus
guyuran air hujan.
“Ah, emas! Ya, ini emas!” teriak
si bungsu setelah meneliti
bebatuan kecil yang
sebelumnya tertutup tanah
keras itu. Dan entah berapa
banyak emas lagi yang
bersembunyi di balik tanah
tandus yang terkesan tidak
menarik itu.
**
Keterbatasan daya nilai manusia
kadang membimbingnya pada
kesimpulan yang salah. Sesuatu
yang dianggap bernilai, ternyata
hanya biasa saja. Dan sesuatu
yang sangat tidak menarik
untuk diperhatikan, apalagi
dianggap bernilai, ternyata
punya nilai yang tidak terkira.
Hiasan-hiasan duniawi pun kian
mengokohkan keterbatasan
daya nilai manusia itu. Tidak
banyak yang mampu
memahami bahwa ada satu hal
di dunia ini yang jauh dan
sangat jauh lebih bernilai dari
dunia dan isinya. Itulah hidayah
Allah yang tidak tertandingi
dengan nilai benda apa pun di
dunia ini.
Sayangnya, tidak semua orang
seperti si bungsu, yang begitu
yakin dengan kebenaran
bimbingan kalimat dari si
pewaris yang sebenarnya.
Walaupun harus menggali, dan
terus menggali dengan penuh
kesabaran.

Kamis, 28 Juli 2011

Rahasia Membangun Piramida Firaun

Sejak lama para ilmuwan
bingung bagaimana cara
sebuah piramida dibangun. Hal
ini karena teknologi
mengangkat batu-batu besar
yang bisa mencapai ribuan
kilogram ke puncak-puncak
bangunan belum ditemukan di
zamannya. Apa rahasia di balik
pembangunan piramida ini?
Dalam edisi tanggal 1 Desember
2006, Koran Amerika Times
menerbitkan berita ilmiah yang
mengkonfirmasi bahwa Firaun
menggunakan tanah liat untuk
membangun piramida! Menurut
penelitian tersebut disebutkan
bahwa batu yang digunakan
untuk membuat piramida
adalah tanah liat yang
dipanaskan hingga membentuk
batu keras yang sulit dibedakan
dengan batu aslinya.
Para ilmuwan mengatakan
bahwa Firaun mahir dalam ilmu
kimia dalam mengelola tanah
liat hingga menjadi batu. Dan
teknik tersebut menjadi hal
yang sangat rahasia jika dilihat
dari kodifikasi nomor di batu
yang mereka tinggalkan.
Profesor Gilles Hug, dan Michel
Profesor Barsoum menegaskan
bahwa Piramida yang paling
besar di Giza, terbuat dari dua
jenis batu: batu alam dan batu-
batu yang dibuat secara manual
alias olahan tanah liat.
Dan dalam penelitian yang
dipublikasikan oleh majalah
“Journal of American Ceramic
Society” menegaskan bahwa
Firaun menggunakan jenis
tanah slurry untuk membangun
monumen yang tinggi, termasuk
piramida. Karena tidak mungkin
bagi seseorang untuk
mengangkat batu berat ribuan
kilogram. Sementara untuk
dasarnya, Firaun menggunakan
batu alam.
Piramida, dan lumpur yang
sudah diolah menurut ukuran
yang diinginkan dibakar untuk
diletakkan di tempat yang
paling tinggi.
Lumpur tersebut merupakan
campuran lumpur kapur di
tungku perapian yang
dipanaskan dengan uap air
garam dan berhasil membuat
uap air sehingga membentuk
campuran tanah liat. Kemudian
olahan itu dituangkan dalam
tempat yang disediakan di
dinding piramida.
Profesor Davidovits telah
mengambil batu piramida yang
terbesar untuk dilakukan
analisis dengan menggunakan
mikroskop elektron terhadap
batu tersebut dan menemukan
jejak reaksi cepat yang
menegaskan bahwa batu
terbuat dari lumpur. Selama ini,
tanpa penggunaan mikroskop
elektron, ahli geologi belum
mampu membedakan antara
batu alam dan batu buatan.
Dengan metode pembuatan
batu besar melalui cara ini,
sang profesor membutuhkan
waktu sepuluh hari hingga mirip
dengan batu aslinya.
Sebelumnya, seorang ilmuwan
Belgia, Guy Demortier, telah
bertahun-tahun mencari
jawaban dari rahasia di balik
pembuatan batu besar di
puncak-puncak piramida. Ia
pun berkata, “Setelah
bertahun-tahun melakukan
riset dan studi, sekarang saya
baru yakin bahwa piramida
yang terletak di Mesir dibuat
dengan menggunakan tanah
liat.”
Selama ini, ilmuwan hanya
mempunyai jawaban yang fiktif
soal cara membangun piramida
Firaun. Bagaimana mengangkat
batu-batu besar yang
jumlahnya mencapai 2,8 juta
batu. Waktu itu, mereka
menyatakan secara fiktif bahwa
orang Mesir kuno memiliki
kemampuan mengangkat
jutaan batu yang beratnya
sekitar lima atau enam ribu
kilogram!
Penemuan oleh Profesor
Prancis Joseph Davidovits soal
batu-batu piramida yang
ternyata terbuat dari olahan
lumpur ini memakan waktu
sekitar dua puluh tahun.
Sebuah penelitian yang luas
tentang piramida Bosnia,
"Piramida Matahari" dan
menjelaskan bahwa batu-
batunya terbuat dari tanah liat!
Ini menegaskan bahwa metode
ini tersebar luas di masa lalu.
(Gambar dari batu piramida).
Sebuah gambar yang
digunakan dalam casting batu-
batu kuno piramida matahari
mengalir di Bosnia, dan
kebenaran ilmiah mengatakan
bahwa sangat jelas bahwa
metode tertentu pada
pengecoran batu berasal dari
tanah liat telah dikenal sejak
ribuan tahun yang lalu dalam
peradaban yang berbeda baik
Rumania atau Firaun!
Alquran Ternyata Lebih Dulu
Punya Jawaban
Jika dipahami lebih dalam,
ternyata Alquran telah
mengungkapkan hal ini dari
beberapa ayat-ayat yang Allah
firmankan. Antara lain:
ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻓِﺮْﻋَﻮْﻥُ ﻳَﺎ
ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟْﻤَﻠَﺄُ ﻣَﺎ
ﻋَﻠِﻤْﺖُ ﻟَﻜُﻢْ ﻣِﻦْ
ﺇِﻟَﻪٍ ﻏَﻴْﺮِﻱ ﻓَﺄَﻭْﻗِﺪْ
ﻟِﻲ ﻳَﺎ ﻫَﺎﻣَﺎﻥُ ﻋَﻠَﻰ
ﺍﻟﻄِّﻴﻦِ ﻓَﺎﺟْﻌَﻞْ ﻟِﻲ
ﺻَﺮْﺣًﺎ ﻟَﻌَﻠِّﻲ ﺃَﻃَّﻠِﻊُ
ﺇِﻟَﻰ ﺇِﻟَﻪِ ﻣُﻮﺳَﻰ
ﻭَﺇِﻧِّﻲ ﻟَﺄَﻇُﻨُّﻪُ ﻣِﻦَ
ﺍﻟْﻜَﺎﺫِﺑِﻴﻦَ
“Dan berkata Fir'aun: ‘Hai
pembesar kaumku, aku tidak
mengetahui Tuhan bagimu
selain aku. Maka bakarlah Hai
Haman untukku tanah liat
kemudian buatkanlah untukku
bangunan yang Tinggi supaya
aku dapat naik melihat Tuhan
Musa, dan Sesungguhnya aku
benar-benar yakin bahwa Dia
Termasuk orang-orang
pendusta." (Al-Qashash:38)
Ayat ini menunjukkan rahasia
dari teknologi konstruksi yang
digunakan untuk bangunan
tinggi sebuah monumen seperti
disebutkan “buatkanlah
untukku bangunan yang
Tinggi”. Teknik ini didasarkan
pada lumpur dan panas seperti
dalam ayat: “Maka bakarlah
Hai Haman untukku tanah liat!”
Subhanallah! Ada bukti yang
menunjukkan bahwa patung-
patung raksasa dan tiang-tiang
yang ditemukan dalam
peradaban Rumania dan yang
lainnya juga dibangun dari
tanah liat! Dapat dikatakan:
bahwa keajaiban Al Qur'an
menunjukkan cara untuk
membangun bangunan-
bangunan dari tanah liat dan ini
yang tidak diketahui pada
waktu turunnya Alquran hingga
zaman modern saat ini.
Siapa yang memberitahukan
kepada Nabi saw tentang berita
ini?
Al-Quran adalah kitab pertama
yang mengungkapkan rahasia
bangunan piramida, bukan
para Ilmuwan Amerika dan
Perancis. Pertanyaannya adalah:
Kita tahu bahwa Nabi saw tidak
pergi ke Mesir dan tidak pernah
melihat piramida, bahkan
mungkin tidak pernah
mendengar tentangnya. Kisah
Firaun, terjadi sebelum masa
Nabi saw ribuan tahun yang
lalu, dan tidak ada satupun di
muka bumi ini pada waktu itu
yang mengetahui tentang
rahasia piramida. Sebelum ini,
para ilmuwan tidak yakin
bahwa Firaun menggunakan
tanah liat dan panas untuk
membangun monumen tinggi
kecuali beberapa tahun
belakangan ini.
Bagaimana Nabi saw sebelum
1400 tahun yang lalu
memberitahukan bahwa Firaun
menggunakan tanah liat dan
panas untuk membangun
monumen ...
Ayat ini sangat jelas dan kuat
membuktikan bahwa nabi
Muhammad saw tidaklah
membawa apapun dari
padanya tetapi Allah yang
menciptakan Firaun dan
menenggelamkannya, dan Dia
pula yang menyelamatkan nabi
Musa ... Dan Dia pula yang
memberitahukan kepada Nabi-
Nya akan hakikat ilmiah ini, dan
ayat ini menjadi saksi kebenaran
kenabiannya pada zaman
modern ini!!

Rahasia Membangun Piramida Firaun

Sejak lama para ilmuwan
bingung bagaimana cara
sebuah piramida dibangun. Hal
ini karena teknologi
mengangkat batu-batu besar
yang bisa mencapai ribuan
kilogram ke puncak-puncak
bangunan belum ditemukan di
zamannya. Apa rahasia di balik
pembangunan piramida ini?
Dalam edisi tanggal 1 Desember
2006, Koran Amerika Times
menerbitkan berita ilmiah yang
mengkonfirmasi bahwa Firaun
menggunakan tanah liat untuk
membangun piramida! Menurut
penelitian tersebut disebutkan
bahwa batu yang digunakan
untuk membuat piramida
adalah tanah liat yang
dipanaskan hingga membentuk
batu keras yang sulit dibedakan
dengan batu aslinya.
Para ilmuwan mengatakan
bahwa Firaun mahir dalam ilmu
kimia dalam mengelola tanah
liat hingga menjadi batu. Dan
teknik tersebut menjadi hal
yang sangat rahasia jika dilihat
dari kodifikasi nomor di batu
yang mereka tinggalkan.
Profesor Gilles Hug, dan Michel
Profesor Barsoum menegaskan
bahwa Piramida yang paling
besar di Giza, terbuat dari dua
jenis batu: batu alam dan batu-
batu yang dibuat secara manual
alias olahan tanah liat.
Dan dalam penelitian yang
dipublikasikan oleh majalah
“Journal of American Ceramic
Society” menegaskan bahwa
Firaun menggunakan jenis
tanah slurry untuk membangun
monumen yang tinggi, termasuk
piramida. Karena tidak mungkin
bagi seseorang untuk
mengangkat batu berat ribuan
kilogram. Sementara untuk
dasarnya, Firaun menggunakan
batu alam.
Piramida, dan lumpur yang
sudah diolah menurut ukuran
yang diinginkan dibakar untuk
diletakkan di tempat yang
paling tinggi.
Lumpur tersebut merupakan
campuran lumpur kapur di
tungku perapian yang
dipanaskan dengan uap air
garam dan berhasil membuat
uap air sehingga membentuk
campuran tanah liat. Kemudian
olahan itu dituangkan dalam
tempat yang disediakan di
dinding piramida.
Profesor Davidovits telah
mengambil batu piramida yang
terbesar untuk dilakukan
analisis dengan menggunakan
mikroskop elektron terhadap
batu tersebut dan menemukan
jejak reaksi cepat yang
menegaskan bahwa batu
terbuat dari lumpur. Selama ini,
tanpa penggunaan mikroskop
elektron, ahli geologi belum
mampu membedakan antara
batu alam dan batu buatan.
Dengan metode pembuatan
batu besar melalui cara ini,
sang profesor membutuhkan
waktu sepuluh hari hingga mirip
dengan batu aslinya.
Sebelumnya, seorang ilmuwan
Belgia, Guy Demortier, telah
bertahun-tahun mencari
jawaban dari rahasia di balik
pembuatan batu besar di
puncak-puncak piramida. Ia
pun berkata, “Setelah
bertahun-tahun melakukan
riset dan studi, sekarang saya
baru yakin bahwa piramida
yang terletak di Mesir dibuat
dengan menggunakan tanah
liat.”
Selama ini, ilmuwan hanya
mempunyai jawaban yang fiktif
soal cara membangun piramida
Firaun. Bagaimana mengangkat
batu-batu besar yang
jumlahnya mencapai 2,8 juta
batu. Waktu itu, mereka
menyatakan secara fiktif bahwa
orang Mesir kuno memiliki
kemampuan mengangkat
jutaan batu yang beratnya
sekitar lima atau enam ribu
kilogram!
Penemuan oleh Profesor
Prancis Joseph Davidovits soal
batu-batu piramida yang
ternyata terbuat dari olahan
lumpur ini memakan waktu
sekitar dua puluh tahun.
Sebuah penelitian yang luas
tentang piramida Bosnia,
"Piramida Matahari" dan
menjelaskan bahwa batu-
batunya terbuat dari tanah liat!
Ini menegaskan bahwa metode
ini tersebar luas di masa lalu.
(Gambar dari batu piramida).
Sebuah gambar yang
digunakan dalam casting batu-
batu kuno piramida matahari
mengalir di Bosnia, dan
kebenaran ilmiah mengatakan
bahwa sangat jelas bahwa
metode tertentu pada
pengecoran batu berasal dari
tanah liat telah dikenal sejak
ribuan tahun yang lalu dalam
peradaban yang berbeda baik
Rumania atau Firaun!
Alquran Ternyata Lebih Dulu
Punya Jawaban
Jika dipahami lebih dalam,
ternyata Alquran telah
mengungkapkan hal ini dari
beberapa ayat-ayat yang Allah
firmankan. Antara lain:
ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻓِﺮْﻋَﻮْﻥُ ﻳَﺎ
ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟْﻤَﻠَﺄُ ﻣَﺎ
ﻋَﻠِﻤْﺖُ ﻟَﻜُﻢْ ﻣِﻦْ
ﺇِﻟَﻪٍ ﻏَﻴْﺮِﻱ ﻓَﺄَﻭْﻗِﺪْ
ﻟِﻲ ﻳَﺎ ﻫَﺎﻣَﺎﻥُ ﻋَﻠَﻰ
ﺍﻟﻄِّﻴﻦِ ﻓَﺎﺟْﻌَﻞْ ﻟِﻲ
ﺻَﺮْﺣًﺎ ﻟَﻌَﻠِّﻲ ﺃَﻃَّﻠِﻊُ
ﺇِﻟَﻰ ﺇِﻟَﻪِ ﻣُﻮﺳَﻰ
ﻭَﺇِﻧِّﻲ ﻟَﺄَﻇُﻨُّﻪُ ﻣِﻦَ
ﺍﻟْﻜَﺎﺫِﺑِﻴﻦَ
“Dan berkata Fir'aun: ‘Hai
pembesar kaumku, aku tidak
mengetahui Tuhan bagimu
selain aku. Maka bakarlah Hai
Haman untukku tanah liat
kemudian buatkanlah untukku
bangunan yang Tinggi supaya
aku dapat naik melihat Tuhan
Musa, dan Sesungguhnya aku
benar-benar yakin bahwa Dia
Termasuk orang-orang
pendusta." (Al-Qashash:38)
Ayat ini menunjukkan rahasia
dari teknologi konstruksi yang
digunakan untuk bangunan
tinggi sebuah monumen seperti
disebutkan “buatkanlah
untukku bangunan yang
Tinggi”. Teknik ini didasarkan
pada lumpur dan panas seperti
dalam ayat: “Maka bakarlah
Hai Haman untukku tanah liat!”
Subhanallah! Ada bukti yang
menunjukkan bahwa patung-
patung raksasa dan tiang-tiang
yang ditemukan dalam
peradaban Rumania dan yang
lainnya juga dibangun dari
tanah liat! Dapat dikatakan:
bahwa keajaiban Al Qur'an
menunjukkan cara untuk
membangun bangunan-
bangunan dari tanah liat dan ini
yang tidak diketahui pada
waktu turunnya Alquran hingga
zaman modern saat ini.
Siapa yang memberitahukan
kepada Nabi saw tentang berita
ini?
Al-Quran adalah kitab pertama
yang mengungkapkan rahasia
bangunan piramida, bukan
para Ilmuwan Amerika dan
Perancis. Pertanyaannya adalah:
Kita tahu bahwa Nabi saw tidak
pergi ke Mesir dan tidak pernah
melihat piramida, bahkan
mungkin tidak pernah
mendengar tentangnya. Kisah
Firaun, terjadi sebelum masa
Nabi saw ribuan tahun yang
lalu, dan tidak ada satupun di
muka bumi ini pada waktu itu
yang mengetahui tentang
rahasia piramida. Sebelum ini,
para ilmuwan tidak yakin
bahwa Firaun menggunakan
tanah liat dan panas untuk
membangun monumen tinggi
kecuali beberapa tahun
belakangan ini.
Bagaimana Nabi saw sebelum
1400 tahun yang lalu
memberitahukan bahwa Firaun
menggunakan tanah liat dan
panas untuk membangun
monumen ...
Ayat ini sangat jelas dan kuat
membuktikan bahwa nabi
Muhammad saw tidaklah
membawa apapun dari
padanya tetapi Allah yang
menciptakan Firaun dan
menenggelamkannya, dan Dia
pula yang menyelamatkan nabi
Musa ... Dan Dia pula yang
memberitahukan kepada Nabi-
Nya akan hakikat ilmiah ini, dan
ayat ini menjadi saksi kebenaran
kenabiannya pada zaman
modern ini!!

Rabu, 27 Juli 2011

Kisah Seekor Kupu-kupu

Seseorang menemukan
kepompong seekor kupu.
Suatu hari lubang kecil muncul.
Dia duduk mengamati dalam
beberapa jam calon kupu-kupu itu
ketika dia berjuang dengan
memaksa dirinya melewati lubang
kecil itu.
Kemudian kupu- kupu itu berhenti
membuat kemajuan.
Kelihatannya dia telah berusaha
semampunya dan dia tidak bisa
lebih jauh lagi.
Akhirnya orang tersebut
memutuskan untuk membantunya.
Dia mengambil sebuah gunting
dan memotong sisa
kekangan dari kepompong itu.
Kupu-kupu tersebut keluar
dengan mudahnya.
Namun, dia mempunyai tubuh
gembung dan kecil, sayap-sayap
mengkerut.
Orang tersebut terus
mengamatinya karena dia
berharap bahwa, pada suatu saat,
sayap-sayap itu akan mekar dan
melebar sehingga mampu
menopang tubuhnya, yang
mungkin akan berkembang seiring
dengan berjalannya waktu.
Semuanya tak pernah terjadi.
Kenyataannya, kupu-kupu itu
menghabiskan sisa hidupnya
merangkak di sekitarnya dengan
tubuh gembung dan sayap-sayap
mengkerut.
Orang tersebut terus
mengamatinya karena dia
berharap bahwa, pada suatu saat,
sayap-sayap itu akan mekar dan
melebar sehingga mampu
menopang tubuhnya, yang
mungkin akan berkembang seiring
dengan berjalannya waktu.
Semuanya tak pernah terjadi.
Kenyataannya, kupu-kupu itu
menghabiskan sisa hidupnya
merangkak di sekitarnya dengan
tubuh gembung dan sayap-sayap
mengkerut.
Dia tidak pernah bisa terbang.
Yang tidak dimengerti dari
kebaikan dan ketergesaan orang
tersebut adalah bahwa
kepompong yang menghambat
dan perjuangan yang dibutuhkan
kupu-kupu untuk melewati lubang
kecil adalah jalan ALLAH untuk
memaksa cairan dari tubuh kupu-
kupu itu ke dalam sayap-sayapnya
sedemikian sehingga dia akan siap
terbang begitu dia memperoleh
kebebasan dari kepompong
tersebut.
Kadang-kadang perjuangan
adalah suatu yang kita perlukan
dalam hidup kita.
Jika ALLAH membiarkan kita hidup
tanpa hambatan perjuangan, itu
mungkin justru akan
melumpuhkan kita.
Kita mungkin tidak sekuat yang
semestinya yang dibutuhkan untuk
menopang cita-cita dan harapan
yang kita mintakan.
Kita mungkin tidak akan pernah
dapat "Terbang" Sesungguhnya
ALLAH itu Maha Pengasih dan
maha Penyayang.
Kita memohon Kekuatan dan
ALLAH memberi kita kesulitan-
kesulitan untuk membuat kita
tegar.
Kita memohon kebijakan dan
ALLAH memberi kita berbagai
persoalan hidup untuk
diselesaikan agar kita bertambah
bijaksana.
Kita memohon kemakmuran...
Dan ALLAH memberi kita Otak
dan Tenaga untuk dipergunakan
sepenuhnya dalam mencapai
kemakmuran.
Kita memohon Keteguhan Hati...
Dan ALLAH memberi Bencana dan
Bahaya untuk diatasi.
Kita memohon Cinta...
Dan ALLAH memberi kita orang-
orang bermasalah untuk
diselamatkan dan dicintai.
Kita memohon Kemurahan
Kebaikan Hati...
Dan ALLAH memberi kita
kesempatan- kesempatan yang
silih berganti.
Begitulah cara ALLAH membimbing
kita...
Apakah jika saya tidak
memperoleh yang saya inginkan,
berarti bahwa saya tidak
mendapatkan segala yang saya
butuhkan?
Kadang ALLAH tidak memberikan
yang kita minta, tapi dengan pasti
ALLAH memberikan yang terbaik
untuk kita, kebanyakan kita tidak
mengerti mengenal, bahkan tidak
mau menerima rencana ALLAH,
padahal justru itulah yang terbaik
untuk kita.

Jumat, 22 Juli 2011

Syahadah Cinta

Senja ini, di antara syahdu
angin laut yang bernyanyi.
Seirama dengan tarian ombak
yang menggulung-gulung
memecah pantai. Menyusuri
buti-butir pasir yang kemilau
oleh mentari yang mengintip
malu dibalik tirai senja. Diiringi
panorama burung-burung yang
meliuk-liuk indah di angkasa.
Tenang, damai, mendengar
alam bernyanyi layaknya vokal
grup yang saling melengkapi.
Subhanallah. Maha Suci Allah
yang menciptakan alam
sedemikian indah ini. Dan aku
seakan-akan mendengar
mereka semua melantunkan
Surat Ar-Rahman berbisik
ditelingaku
“Maka nikmat Tuhan kamu
yang manakah yang kamu
dustakan? Tuhan yang
memelihara kedua tempat
terbit matahari dan Tuhan yang
memelihara kedua tempat
terbenamnya. Maka nikmat
Tuhan kamu yang manakah
yang kamu dustakan? Dia
membiarkan dua lautan
mengalir yang keduanya
Kemudian bertemu, Antara
keduanya ada batas yang tidak
dilampaui masing-masing. Maka
nikmat Tuhan kamu yang
manakah yang kamu dustakan?
Dari keduanya keluar mutiara
dan marjan. Maka nikmat
Tuhan kamu yang manakah
yang kamu dustakan? Dan
kepunyaanNya lah bahtera-
bahtera yang Tinggi layarnya di
lautan laksana gunung-gunung.
Maka nikmat Tuhan kamu yang
manakah yang kamu
dustakan?” (QS. Ar-Rahman
[55] : 16-25)
Aku berdiri di tepian pantai.
Mataku tajam menatap lautan
yang membentang luas. Jiwaku
jadi kerdil. Betapa kecilnya diri
ini jika dibandingkan
makhlukNya yang lain. Apa lagi
jika dibanding dengan Dia yang
menciptakan ini semua.
Allahuakbar! Maha Besar Allah
dengan semua ciptaanNya.
Kilau mentari yang menghiasi
langit senja ini semakin indah
dan semakin meninggalkan
hari. Rasanya ingin berlama-
lama di bibir pantai ini.
Mentafakuri dan menikmati
ciptaanNya yang jarang sekali
aku lihat kecuali ketika aku
pulang ke Lampung.
“Gie...!!!” Teriak seseorang dari
arah belakangku yang sangat
aku kenal.
Endi namanya. Dia sahabat
dekatku. Dia yang pertama kali
mengajakku ke pantai ini ketika
aku pulang setahun yang lalu.
“Ya...!”
“Sudah jam 5 lewat ¼, balik
yu!”
Aku hanya tersenyum
menatapnya. Dia datang
menghampiriku dan merangkul
pundakku dengan akrab.
“Sudahlah! Allah pasti punya
rencana indah buatmu.”
“Aku percaya itu. Tapi...”
“Tapi apa? Aku nggak
mengenal Gie sahabatku yang
mudah lemah seperti ini. Aku
kenal Gie seperti dia menatap
setitik perahu yang jauh di
lautan luas sana.” Sambil
tangannya menunjuk kearah
perahu di tengah lautan. “Gie
yang fokus pada mimpi dan
tujuan-tujuan besarnya. Kamu
bukan Gie yang runtuh
semangatnya hanya karena satu
benturan. Perkara jodoh, Allah
berjanji akan memberikan yang
baik buat hamba-hambaNya
yang baik. Jadi ikhtiarmu dalam
mencari bidadarimu itu,
hanyalah dengan terus
berupaya memperbaiki diri
kawan.” Jawabnya tegas
berupaya mengingatkanku.
“Hemm... benar Ndi. Mungkin
memang belum saatnya aku
untuk menikah dalam waktu
dekat ini.”
“Kamu harus tahu apa yang
diinginkan bapak dan ibumu.
Dia ingin anaknya bisa selesai
S1-nya. Bisa mengejar mimpi
dan cita-citanya. Betapa
bangganya ibumu ketika ia
cerita padaku, kalau anak
pertamanya bisa melanjutkan
sekolahnya di perguruan tinggi
dengan biaya sendiri tanpa
harus membebani orang tua.
Pendidikan tinggi di kampung
kita itu barang langka Gie. Ibu
dan bapakmu bangga kamu
bisa menjadi harapan keluarga.
Lihat adikmu yang masih
sekolah. Kamu masih harus
membantu biaya sekolahnya.”
Cerita Endi padaku. Aku pun
tak sanggup menahan airmata
mendengarnya.
Tiba-tiba teringat wajah ibuku
yang terlihat lelah
membesarkan anaknya.
Teringat setiap kali aku pulang
ke rumah ia selalu mencium
kening dan pipiku. Teringat
wajah bapak yang mulai menua
dan berkurang produktifnya.
Aku tak sanggup lagi menahan
tangisku disaksikan laut,
mentari dan langit senja. Endi
mendekapku kencang. Ia
sangat tahu seperti apa
perasaanku.
“Maaf sobat! Aku hanya ingin
kamu menjadi setegar karang
yang diterpa ombak. Aku ingin
kamu seperti elang yang
terbang di angkasa sana yang
tak pernah surut untuk turun
meski angin kencang
menerpanya. Kamu pahlawan
buat keluargamu. Aku bangga
punya sahabat sepertimu.”
Lanjutnya membesarkan hatiku.
Aku sela air mataku, aku tatap
matanya, lalu kukatakan, “aku
juga bangga punya sahabat
sepertimu, yang sangat peduli
dan mengerti perasaan
sahabatnya”. Jawabku sambil
aku balas dekapannya.
“Kalau kamu bisa penuhi apa
yang orangtuamu inginkan dan
membuat mereka bangga,
jangankan satu. Empat
sekaliguspun mereka pasti akan
mengiyakan!”
“Ah.. bisa aja.” Sela ku. Aku
hanya tersenyum. “Ibu
sebenarnya sih mengizinkan
aku menikah. Tapi ya itu tadi,
betul katamu. Ibu khawatir
kuliahku berhenti ditengah
jalan. Dia ingin aku selesai
kuliah dulu.”
“Tapi kamu belum sampai jauh
dengan gadis itu kan?” Tanya
Endi.
“Maksudmu?”
“Eee... ee.. Nggak pacaran
kan?”
“Astagfirullah! Ya nggak Ndi!
Kamu kayak baru kenal aku
aja!” Tegasku sambil melotot.
“Maaf, maaf! Aku hanya
khawatir aja! Tapi dia tahu
perasaanmu?”
“Enggak!” jawabku sambil
menggelengkan kepala. “Cuma
kamu, Ibu dan Bapak yang tahu
tentang perasaanku ini! Dan
aku gak akan mengungkapkan
perasaanku ini kecuali dengan
wanita yang sah menjadi
istriku.” Tegasku.
“Dia akhwat teman satu
fakultas.” Lanjutku bercerita.
“Setiap kali kuliah aku pasti
ketemu dia. Entah dia duduk di
depan. Entah dia duduk di
belakang. Itu yang menyiksa
perasaanku. Aku coba fokus
pada pelajaran. Tapi tetap saja
aku gak bisa menghilangkan
perasaan ini. Aku coba untuk
rajin puasa. Bahkan puasa
daud. Bahkan aku sering
bangun malam. Menangis.
Mengadukan semuanya pada
Allah. Tetapi belum tampak
Allah memberikan jawabannya
padaku. Aku semakin disiksa
dengan perasaanku karena
setiap hari harus bertemu
dengan dia di kampus.”
“Ck.. ck.. ck..,” gerutu Endi
sambil menggelengkan kepala.
“Itu manusiawi Gie. Bukan
hanya kamu. Pemuda di
seluruh dunia juga pernah
merasakan apa yang kamu
rasakan. Allah sedang
mengujimu. Apakah kamu
sanggup menjaga kehormatan
dan kesucian dirimu, sampai
kamu sabar dan Allah
memberikan pertolonganNya.
Coba kamu sibukkan dirimu
dengan hal-hal yang positif dan
berusahalah pelan-pelan untuk
melupakannya.”
“Aku sudah coba dengan
memadatkan agenda dakwahku
di luar jam kerja dan jam
kuliahku. Tapi kalau setiap kali
kuliah ketemu dia gimana aku
bisa melupakannya? Apa aku
berhenti kuliah saja?”
“Gie...! Gie...! Baru aku bilang.
Ingat ibumu yang sangat ingin
kamu selesai S1. Coba setiap
kali kamu ingat dia, hadirkan
wajah ibumu. Perasaan itu
adalah fitrah manusia. Allah
sedang mengujimu. Kalau kamu
sabar untuk tetap menjaga
kesucian dirimu untuk tidak
terjerumus kepada hal-hal yang
Allah tidak ridhai, Allah pasti
akan memberikan
pertolonganNya padamu. Kamu
ingat firman Allah di surat Al-
Baqarah 153,
Hai orang-orang yang beriman,
jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu,
Sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar.
Astagfirullahaladzim, gumamku
dalam hati. Ya Allah ampuni
aku yang tidak bisa sabar
menghadapi ujianMu ini.
Aku peluk erat Endi, dan aku
katakan lirih ditelinganya.
“Benar Ndi! Terimakasih
nasehatmu. Kamu selalu
menguatkanku saat aku
lemah.”
“Aku sahabatmu Gie. Aku bisa
pahami itu.”
“Oya Gie,” endi melepaskan
pelukannya. “kalau seandainya
Ibu dan bapak merestuimu
untuk menikah. Apa gadis itu
juga suka sama kamu? Dan apa
dia mau sama kamu?”
Glek!
Aku terdiam beberapa detik.
“Iya juga. Apa dia mau sama
aku ya?”
“Nah, kalau dia mau sama
kamu, belum tentu juga siap
untuk nikah. Masalah lagi!”
Tambahnya lagi.
Aku diam terbengong.
Sepertinya ada burung gagak
yang menyambar kepalaku.
“Hehehe.. koq bengong! Nah
itu artinya kamu gak usah
terlalu dibawa perasaan. Kalau
itu juga gak jelas! Ya sudah!
“Sebentar lagi magrib, ke masjid
yuk!”
“Ayo” jawabku pendek.
Sepanjang perjalanan ke masjid
aku coba merenungi kata-kata
terakhirnya. Benar juga, kenapa
harus aku merasa tersiksa
dengan perasaanku. Aku juga
tidak tahu apa akhwat itu
bersedia menikah denganku.
***
Ba’da Magrib kami putuskan
untuk pulang. Kami membawa
kendaraan motor dari rumah.
Karena memang jarak pantai
beberapa kilo dari rumah. Aku
yang berada di depan
membawa motornya dan Endi
berada di belakang aku
bonceng.
Setelah selesai shalat magrib
dan sepanjang perjalanan aku
merasakan sesuatu yang aneh.
Seperti ada orang yang
membuntuti kami setelah
keluar dari masjid. Aku merasa
seperti punya janji terhadap
seseorang. Tetapi aku lupa janji
apa itu.
“Gie, kapan balik lagi ke
Tangerang?” tanya Endi coba
memecahkan keheningan di
perjalanan.
“Besok pagi. Insya Allah.”
“Berarti ini kebersamaan kita
yang terakhir?” Mimiknya
sedikit kecewa
“Insya Allah pasti kita ketemu
lagi.” Jawabku mencoba
mengobati kecewanya.
“Ndi, kamu liat orang yang naik
motor dibelakang kita nggak?
Kayaknya buntutin kita dari
tadi.”
“Yang mana? Nggak ada siapa-
siapa koq!” Tegas Endi sambil
memperhatikan kebelakang
“Liat di kaca spion. Pakaiannya
serba hitam.”
Sssiiittt...
Aku hentikan kendaraan dan
coba menoleh kebalakang. Dia,
pria berpakaian hitam itu juga
ikut berhenti dengan
kendaraannya. Hatiku menjadi
gelisah. Ada perasaan takut
yang tiba-tiba menghantuiku
begitu dahsyat.
“Gie, kamu lihat apa sih?”
“Lihat dibelakang kita.
Kendaraan itu juga ikut
berhenti. Sepertinya memang
ada sesuatu yang ia inginkan
dari kita.”
“Apa? Aku nggak lihat apa-apa
Gie?”
Aku tidak peduli apa tanggapan
Endi. Tapi aku merasa sangat
takut sekali. Aku tancap gas
dengan kecepatan yang tinggi!
Aku ucapkan kalimat tauhid
sepanjang perjalanan.
“Laa ilaha ilallah... Laa ilaha
ilallah”
“Gie.. Pelan-pelan!” Teriak Endi.
Aku tidak peduli dengan
teriakan Endi. Aku perhatikan
kaca spion, sepertinya dia
mengimbangi kecepatanku. Aku
tambah kecepatanku. Dia
semakin mendekat dibelakang.
Aku semakin takut tidak
karuan. Aku ambil kanan
mendahului beberapa
kendaraan. Sesampai
ditikungan, tiba-tiba muncul
truk Fuso dari arah
berlawanan. Dan aku tak dapat
menghindari truk-fuso itu
dengan kecepatan
kendaraanku yang tinggi.
Endi berteriak, “GIEE...!
AWAS...!”
Dan... DAR...!
Kendaraan kami menabrak truk
Fuso itu. Endi terlempar jauh,
dan aku terjatuh masuk
kedalam kolong Fuso itu.
SSS...!
Tubuhku terasa panas seperti
terbakar. Remuk seperti ada
yang meremas.
“Gie... gie..” samar-samar
terdengar suara Endi
memanggilku
HE... AH...! HE... AH...! HE...
AH...! Nafasku tersengal-sengal.
Tiba-tiba aku melihat sosok pria
yang membuntuti kami tadi. Dia
turun dari kendaraan dan
berjalan kearahku. Semakin
dekat. Semakin besar. Semakin
seram. Aku tak dapat melihat
wajahnya secara jelas. Aku
semakin takut. Aku tersadar
ternyata dia adalah Izrail.
Malaikat Maut. Dia
mendekatiku dan menggapai
tubuhku yang remuk.
Dan tiba-tiba, semuanya
menjadi gelap!
Kisah ini hanya fiktif semoga
ada hikmahnya.
Wallahu alam bi shawab.

Minggu, 17 Juli 2011

Maafkan Aku Bila Mendahuluimu

Soleh bukan tidak tahu kalau
kata-kata tak mengenakan itu
ditujukan kepadanya. Sungguh,
sebenarnya Soleh pun merasa
tidak nyaman dengan tuduhan
semacam itu. Tapi ini soal
prinsip. Ia yakin betul dengan
kebenaran prinsip yang
dipegangnya. Yang salah adalah
mengapa mereka tak (mau)
mengerti penjelasan yang ia
berikan.
Adalah Soleh, pemuda
berumur dua puluh lima tahun
yang termasuk beruntung.
Setahun bergabung, langsung
diangkat sebagai karyawan
tetap. Tapi bukan itu yang
membuat beberapa rekan
kerjanya sering menjadikan
Soleh sebagai bahan
perbincangan. Tak tahu tata
cara pergaulan, begitu
terkadang mereka
menambahkan.
Bukan satu dua kali Soleh
menjelaskan, mengapa ia
(selalu) berjalan mendahului
rekan-rekan perempuannya.
Terlebih bila secara kebetulan
bertemu di ujung tangga
menuju kantor mereka yang
terletak di lantai dua. Ia
bukanlah manusia suci seperti
sindiran rekan perempuannya.
Ia laki-laki dewasa normal yang
memiliki ketertarikan dengan
lawan jenis, tak terkecuali
kepada teman kerjanya. Ia
khawatir tak dapat
menundukan pandangan
(nafsu) bila berjalan di belakang
perempuan. Bukankah setiap
gerak perempuan selalu terlihat
indah di mata laki-laki?
Seandainya ia memiliki
kekuasaan, pasti ia akan
membuat aturan berpakaian
bagi karyawan perempuan.
Benar-benar menutup aurat,
bukan sekedar mengikuti trend
semata. Tapi ia hanyalah
karyawan rendahan, jalan
keluarnya adalah ia selalu
berusaha untuk tidak berjalan
di belakang perempuan.
Telah ia jelaskan, tapi sayang
hanya dianggap sebagai alasan
untuk menutupi
kesombongannya,
keangkuhannya. Dalam
beberapa hal, Soleh tidak
mempermasalahkan tata cara
pergaulan yang mendahulukan
perempuan, ladies first
istilahnya. Tapi untuk urusan
yang satu ini, Soleh berprinsip
sebaliknya.
Bukan tidak sopan, bukan pula
sombong. Selain menjaga
pandangan (nafsunya), justru
karena Soleh menghormati
mereka. Perempuan dengan
segala daya pikatnya bukanlah
objek yang bisa dinikmati
(dilihat) oleh laki-laki selain
yang berhak (suaminya).
Sayang, belum semua
perempuan menyadari tingginya
agama ini menempatkan
mereka. Karena nafsu, tak
jarang perempuan sengaja
tampil mencolok di depan laki-
laki yang tidak berhak melihat
auratnya. Astaghfirullloh!
Juga bukan satu dua kali Soleh
mengatakan kenapa ia
berusaha untuk sholat dengan
jamaah pertama dan
mendapatkan tempat yang
utama. Shaft pertama, tepat di
belakang sebelah kanan sang
imam, menjadi tempat
favoritnya. Soleh sadar betul
bahwa pahala terbesar adalah
sholat yang dikerjakan secara
berjamaah di awal waktu. Dan
soal tempat yang selalu ia incar
–shaf pertama di belakang
imam sebelah kanan– bukanlah
milik atasannya, bukan pula
milik pengurus mushola, tapi
hak siapapun yang datang lebih
awal.
Sudah Soleh katakan, tapi
sayang beberapa orang justru
menganggapnya tak punya tata
krama. Bukan tak tahu tata
krama bila Soleh berdiri di shaf
pertama sementara atasannya
justru di shaf kedua. Dalam
sholat jelas tidak melihat
jabatan seseorang dalam
pekerjaan. Soleh tahu di
belakangnya ada sang atasan,
tapi ia merasa tak perlu
menawarkan diri untuk
bertukar posisi. Siapapun punya
hak dan kesempatan yang
sama, syaratnya hanya satu,
datang lebih awal dibanding
lainnya.
Soleh justru heran dengan
beberapa rekan kerjanya yang
datang lebih dulu tapi sengaja
memilih tempat di belakang,
bahkan ada yang harus
diingatkan berkali-kali agar
tidak membentuk shaf baru
sebelum shaf di depannya
terpenuhi. Soleh telah
mengingatkan, tapi sayang
mereka dengan penuh
kesadaran dan dan kesengajaan
melewatkan kesempatan untuk
berdiri lebih dekat dengan
pintu syurga.
Dalam hal lain, Soleh tentu tak
berkeberatan bila ia harus
mengalah, memberi
kesempatan lebih dulu kepada
sang atasan. Tapi untuk ibadah,
Soleh tak mau menyia-nyiakan.
Sudah dikatakan, urusan lain
tidak masalah, tapi urusan
ibadah, diri sendiri harus
didahulukan.
Soleh memaklumi jika pada
awalnya beberapa prinsip yang
ia pegang terlihat aneh di mata
rekan-rekannya. Semua karena
mereka belum memahami.
Baginya, tak harus ia merubah
prinsip hanya karena orang lain
belum atau tak (mau) mengerti
penjelasannya.
Perlahan, seiring berjalannya
waktu, rekan-rekan kerja Soleh
mulai mengerti prinsipnya.
Bererapa rekan perempuan
mulai merubah cara
berpakaian. Kalau kebetulan
mereka bertemu di ujung
tangga, tanpa diminta rekan-
rekan perempuannya memberi
kesempatan untuk Soleh
berjalan di depan. Mereka
menyadari bahwa menaiki
tangga sementara laki-laki di
belakang, sama saja
menciptakan kesempatan untuk
mereka melihat apa yang tidak
menjadi haknya, terlebih
dengan model pakaian yang
dulu mereka kenakan.
Begitupun dengan rekan kerja
laki-laki, banyak yang mengikuti
jejaknya. Mereka menyadari
bahwa pahala sholat terbesar
adalah ketika dilakukan
berjamaah, di awal waktu. Dan
tempat yang tak boleh disia-
siakan adalah shaf pertama.
“ Jadi, jangan terburu
mengatakan egois, sombong
atau tidak sopan, bila dalam
hal-hal tertentu aku (selalu)
mendahuluimu. Maafkan!”
Soleh mengingatkan.

Minggu, 10 Juli 2011

IRKB Futsal League

Suatu wadah untuk penyaluran bakat sepak bola anak dibwah usia 11 tahun. IRKB Chid League akan dimulai pada tanggal 26 Juli 2011 di Stadion MinI San Marino, Semutan. Kick of dilakukan pukul 16.00 WIB. Kompetisi ini akan diikuti 4 team profesional dengan 1 manager dan 2 oficel yang menjadi pengelola team. 4 team tersebut adalah Kurowo, Pandowo, Punokawan dan Karmopolo.
Aturan permainan mirip dengan aturan futsal hanya saja setiap pemain tidak menggunakan sepatu futsal maupun sepatu olahraga lainnya. Permainan dipimpin seorang wasit dengan 1 asisten. Officel boleh memberikan motivasi kepada pemainnya asalkan tidak menyinggung, mengganggu, mempengaruhi maupun mengajak bicara pemain lawan.
Hasil
pertandingan perdana IRKB
Futsal 2011 Pendawa vs Kurawa berakhir 4-2 dimenangkan oleh Pendawa.
Goal P : wahyu, puput (2), novi. K : iwan (2).
Hasil pertandingan ke dua antara Punakawan vs Karmapala berakhir seri 4-4. Goal P : iful, woko (2), own goal. K : ari (2), galih (2).
Hasil pertandingan :
3. Pendawa 1 - 6 Punakawan
4. Kurawa 2 - 7 Karmapala
5. Pendawa 2 - 3 Karmapala
6. Punakawan 3 - 3 Kurawa
Klasemen akhir :
1. Karmapala 3 2 1 0 (14-8) 7
2. Punakawan 3 1 2 0 (13-8) 5
3. Pandawa 3 1 0 0 (7-11) 3
4. Kurawa 3 0 1 2 (7-14) 1

Selasa, 31 Mei 2011

8 Kiat Menangkal Radiasi Ponsel

Hasil
penelitian terbaru dari WHO
mengungkapkan bahwa radiasi
ponsel dapat menyebabkan
kanker otak. Radiasi ponsel
dikategorikan sama dengan zat
karsinogenik berbahaya seperti
timbal, asap knalpot, dan
kloroform.
Simak 8 kiat mengurangi radiasi
tersebut yang dikutip detikINET
dari eHow, Rabu (1/6/2011):
1. Gunakan Headset
Inilah cara yang paling mudah
untuk menangkal ancaman
radiasi ponsel. Tentu saja, kita
tidak bisa menolak untuk
menerima panggilan telepon.
Namun jika Anda masih
khawatir, ada baiknya
menggunakan headset. Intinya
adalah telepon genggam Anda,
tidak terlalu dekat dengan otak.
2. Kurangi Bluetooth dan
Headset Wireless
Menggunakan headset bisa
menjadi pilihan untuk
mengurangi radiasi ponsel.
Namun ingat, pilih headset yang
konvensional alias yang masih
menggunakan kabel untuk
terhubung dengan ponsel.
Jangan menggunakan headset
wireless. Fitur bluetooth di
ponsel juga jangan terus
menerus diaktifkan, gunakan
seperlunya.
3. Speakerphone
Menggunakan speaker ketika
bertelepon juga bisa menjadi
pilihan. Namun tentu saja, ada
rasa kurang nyaman ketika hal
ini dilakukan di tempat publik.
Tapi setidaknya, Anda tidak
harus menempelkan ponsel di
kepala ketika bertelepon. Jadi
pilihan ini mungkin bisa
digunakan ketika Anda tengah
berada di tempat privat seperti
di rumah.
4. Casing Penahan Radiasi
Kekhawatiran radiasi ponsel
belakangan memunculkan
casing berkemampuan khusus
yang diklaim bisa meminimalisir
hantaran radiasi yang berasal
dari ponsel. Jika dirasa
diperlukan, mungkin Anda bisa
mencarinya di pertokoan.
5. Sudut Ruangan
Hindari menerima telepon di
sudut ruangan. Sudut ruangan
yang biasanya sepi namun di sisi
lain terkadang juga menjadi
tempat dimana sinyal telepon
menjadi lemah. Nah, sinyal yang
lemah justru dikatakan memicu
radiasi yang lebih tinggi. Hal ini
berlaku pula di area yang
sempit/kecil seperti lift.
6. Jangan Selalu Menempel
Ponsel yang Anda gunakan
boleh saja menjadi gadget
kesayangan, namun untuk
kesehatan yang lebih baik, ada
baiknya Anda jangan selalu
nempel dengan ponsel tersebut.
Ponsel yang tidak digunakan
direkomendasikan ditaruh di tas
atau di atas meja. Hal ini
dikatakan lebih baik ketimbang
ditempatkan di kantong celana.
7. Diam Kala Menelpon
Ketika menerima telepon
sebaiknya Anda tidak berjalan-
jalan. Pasalnya, dalam keadaan
bergerak maka sinyal ponsel
akan terus mencari pancaran
sinyal yang kuat dari base
transceiver station (BTS).
Aktivitas ini justru akan
menguatkan radiasi.
8. Gunakan Dua Telinga
Hindari penggunaan satu bagian
telinga ketika bertelepon.
Misalnya, selalu menerima
telepon dengan telinga bagian
kiri saja. Menurut para ahli, hal
ini justru tidak baik. Manfaatkan
kedua telinga Anda untuk
meminimalisir radiasi yang
terpancar.
Saat ini Badan Lingkungan Eropa
telah mendorong untuk
melakukan studi lebih lanjut.
Namun tidak salahnya juga kan
kita melakukan suatu langkah
antisipasi ketimbang mengambil
risiko di masa depan.
Semoga bermanfaat.

Kamis, 19 Mei 2011

Spion

Seorang siswa setir mobil begitu
menyimak arahan-arahan dari
instrukturnya. Sesekali, ia
mengangguk-angguk seperti
memahami sesuatu. “Prinsipnya,
kita harus hati-hati dan
konsentrasi dalam
berkendaraan, ” ucap sang
instruktur sambil menyudahi
bicaranya.
Sesaat setelah itu, mereka pun
praktek lapangan. Mobil latihan
sudah disiapkan. Satu per satu,
siswa akan diberikan
kesempatan untuk
mengendarai mobil di jalan
umum. “Ingat, kita harus hati-
hati dan konsentrasi,” ujar
instruktur sambil mengawasi
salah seorang siswanya yang
mulai melajukan mobil yang
mereka tumpangi.
Siswa ini tampak tenang ketika
mobil masih di areal sepi. Tapi,
ia mulai gelisah saat mobil
memasuki jalan umum. Mobil-
mobil lain seperti tak peduli
kalau mereka sedang belajar.
Berbagai kendaraan saling
mendahului dari sebelah kanan
dan kiri mobil latihan. “Tiiin…!”
suara klakson mobil yang
mendahului kian menciutkan
hati si siswa. Tapi, ucapan sang
instruktur terus saja
menyadarkan, “Hati-hati dan
konsentrasi!”
Ada satu kebiasaan siswa yang
sangat mengganggu
konsentrasinya sendiri. Siswa
begitu sering menatap kaca
spion mobil. Kadang spion kiri,
kadang tengah, kadang yang
kanan. Setiap kali siswa
menatap spion, kali itu juga
konsentrasinya buyar. Ia seperti
dihantui bayang-bayang seram.
“Murid-muridku,” ucap sang
instruktur sambil mengawasi
seorang siswa yang memarkir
mobil di tempat yang aman.
“ Kalian dapat pelajaran
berharga dari teman kita,”
tambahnya seraya menatap
satu per satu siswa yang ada
dalam mobil.
Para siswa mulai menyimak.
“ Jangan pernah menatap kaca
spion selama kalian tidak ingin
berbelok atau berhenti. Karena
kebiasaan itu akan mengganggu
kenyamanan kalian dalam
berkendaraan. Semakin sering
kalian menatap spion, sebanyak
itu pula kalian dihantui rasa
takut, ” jelas sang instruktur
begitu gamblang.
**
Hidup merupakan perjalanan
panjang yang melalui berbagai
kesan dan pengalaman. Ada
kesan pahit, manis, sedih,
senang, takut, dan lain-lain.
Kesan dan pengalaman yang
pernah terlalui kadang menjadi
bayang-bayang yang mengusik
pandangan seseorang untuk
melihat kedepan.
Saat itulah, tidak sedikit dari
kita yang sulit menangkap
pemandangan jernih di depan
karena cengkraman
pengalaman buruk di belakang.
Enggan beranjak ke hari esok
karena takut akan terulang
dengan kesedihan di hari
kemarin.
Mungkin benar apa yang
disampaikan instruktur setir
mobil. ”Jangan pernah menatap
cerminan bayang-bayang di
belakang, kalau memang tidak
begitu perlu untuk dilakukan !”

Senin, 09 Mei 2011

Pahala

Seorang balita tampak
memperhatikan ibunya yang
masih sibuk di dapur.
Tangannya begitu cekatan
mempermainkan alat-alat
dapur untuk disusun rapi.
Sesekali, sang ibu kembali sibuk
mengaduk-aduk masakan yang
berada tak jauh dari tempatnya
berdiri.
Sang balita tak tahu persis,
sejak kapan bunda tercintanya
itu terbangun dari tidur. Yang ia
tahu, ketika terbangun, ibunya
sudah mondar-mandir di
dapur. Padahal, baru tiga jam
yang lalu, ia masih ingat betul
bagaimana ibunya telah
direpotkan dengan ompol dan
buang air besar sang adik di
TKP, alias tempat tidur.
“Mbok Iyem masih di kampung,
ya, Ma?” ucap sang balita ke
ibunya.
Sang ibu hanya menoleh
dengan senyum, kemudian
mengangguk pelan. “Kamu
kangen, ya?” ucap sang ibu
agak membungkuk.
“Aku cuma heran, Ma. Kok,
kerja Mama sama Mbok Iyem
beda sih ?” tanya sang balita
serius.
“Iya beda, sayang. Mbok Iyem
kerja di sini karena ada gaji dan
kewajiban mengurus rumah
kita, ” ucap sang ibu singkat.
“Kalau Mama, karena apa?”
tanya sang balita lagi.
”Cinta!” jawab sang ibu sambil
mengecup pipi balitanya.
**
Dalam tafsiran yang lebih
khusus, tidak sedikit dari kita
yang ’berkerja’ dalam ibadah
kepada Yang Maha Pencipta,
Pemberi rezeki, dan Penguasa
alam raya; hanya sebatas pada
kewajiban seorang hamba
kepada Khaliqnya. Di situlah
ada harapan mendapatkan
balasan berupa gaji yang
bernama pahala.
Walaupun masih tergolong
wajar, tapi itu akan menggiring
sang hamba pada hitung-
hitungan antara kewajiban dan
pahala. Seolah, kepuasan dari
menunaikan kewajiban adalah
berlimpahnya pahala. Persis
seperti seorang pembantu yang
rajin dan malasnya sangat
bergantung pada gaji dari
majikan.
Tidakkah sang hamba menekuri
lebih dalam bahwa nilai surga
yang dijanjikan tidak akan
sebanding dengan seberapa
pun banyaknya pahala
seseorang. Yang Maha Sayang
semata-mata memasukkan
hambaNya ke surga karena
limpahan cintaNya kepada
hamba-hambaNya yang juga
beramal karena cinta. Persis
seperti seorang ibu yang
melakoni lautan kewajiban
dengan samudera cinta.

Jumat, 06 Mei 2011

Debat Kusir Tentang Ayam.

Melihat ayam betinanya bertelur,Baginda tersenyum. Beliau
memanggil pengawal agar
mengumumkan kepada rakyat
bahwa kerajaan mengadakan
sayembara untuk umum.
Sayembara itu berupa
pertanyaan yang mudah tetapi
memerlukan jawaban yang tepat
dan masuk akal. Barangsiapa
yang bisa menjawab pertanyaan
itu akan mendapat imbalan yang
amat menggiurkan. Satu pundi
penuh uang emas. Tetapi bila
tidak bisa menjawab maka
hukuman yang menjadi
akibatnya.
Banyak rakyat yang ingin
mengikuti sayembara itu
terutama orang-orang miskin.
Beberapa dari mereka sampai
meneteskan air liur. Mengingat
beratnya hukuman yang akan
dijatuhkan maka tak
mengherankan bila pesertanya
hanya empat orang. Dan salah
satu dari para peserta yang amat
sedikit itu adalah Abu Nawas.
Aturan main sayembara itu ada
dua. Pertama, jawaban harus
masuk akal. Kedua, peserta
harus mampu menjawab
sanggahan dari Baginda sendiri.
Pada hari yang telah ditetapkan
para peserta sudah siap di depan
panggung. Baginda duduk di
atas panggung. Beliau
memanggil peserta pertama.
Peserta pertama maju dengan
tubuh gemetar. Baginda
bertanya,
"Manakah yang lebih dahulu,
telur atau ayam?" "Telur." jawab
peserta pertama.
"Apa alasannya?" tanya Baginda.
"Bila ayam lebih dahulu itu tidak
mungkin karena ayam berasal
dari telur." kata peserta pertama
menjelaskan.
"Kalau begitu siapa yang
mengerami telur itu?" sanggah
Baginda. .
Peserta pertama pucat pasi.
Wajahnya mendadak berubah
putih seperti kertas. la tidak bisa
menjawab. Tanpa ampun ia
dimasukkan ke dalam penjara.
Kemudian peserta kedua maju.
la berkata,
"Paduka yang mulia, sebenarnya
telur dan ayam tercipta dalam
waktu yang bersamaan."
"Bagaimana bisa bersamaan?"
tanya Baginda.
"Bila ayam lebih dahulu itu tidak
mungkin karena ayam berasal
dari telur. Bila teiur lebih dahulu
itu juga tidak mungkin karena
telur tidak bisa menetas tanpa
dierami." kata peserta kedua
dengan mantap.
"Bukankah ayam betina bisa
bertelur tanpa ayam jantan?"
sanggah Baginda memojokkan.
Peserta kedua bjngung. la pun
dijebloskan ke dalam penjara.
Lalu giliran peserta ketiga. la
berkata;
"Tuanku yang mulia, sebenarnya
ayam tercipta lebih dahulu
daripada telur."
"Sebutkan alasanmu." kata
Baginda.
"Menurut hamba, yang pertama
tercipta adalah ayam betina."
kata peserta ketiga meyakinkan.
"Lalu bagaimana ayam betina
bisa beranak-pinak seperti
sekarang. Sedangkan ayam
jantan tidak ada." kata Baginda
memancing.
"Ayam betina bisa bertelur tanpa
ayam jantan. Telur dierami
sendiri. Lalu menetas dan
menurunkan anak ayam jantan.
Kemudian menjadi ayam jantan
dewasa dan mengawini induknya
sendiri." peserta ketiga berusaha
menjelaskan.
"Bagaimana bila ayam betina
mati sebelum ayam jantan yang
sudah dewasa sempat
mengawininya?"
Peserta ketiga pun tidak bisa
menjawab sanggahan Baginda. la
pun dimasukkan ke penjara.
Kini tiba giliran Abu Nawas. la
berkata, "Yang pasti adalah telur
dulu, baru ayam."
"Coba terangkan secara logis."
kata Baginda ingin tahu "Ayam
bisa mengenal telur, sebaliknya
telur tidak mengenal ayam." kata
Abu Nawas singkat.
Agak lama Baginda Raja
merenung. Kali ini Baginda tidak
nyanggah alasan Abu Nawas.

Selasa, 03 Mei 2011

Lomba

Dalam sebuah lomba gerak
jalan lintas desa, hampir semua
murid sekolah dasar yang ikut
menampakkan wajah ceria.
Pasalnya, lomba yang
diselenggarakan oleh guru
mereka tidak cuma menjanjikan
hadiah istimewa, tapi juga
bonus.
Hadiah istimewanya berupa
uang yang cukup buat beli
seragam dan buku. Selain itu,
murid-murid yang berhasil di
garis finis akan dapat makanan
dan minuman gratis di warung
makan yang menjadi titik tujuan
lomba.
Sebelum peserta
diberangkatkan, sang guru
mengingatkan peserta untuk
tidak berlaku curang. “Ini hanya
lomba anak-anakku, kelak
kamu akan merasakan
manfaatnya !” ucap sang guru
penuh perhatian.
Menariknya, sebelum lomba
yang bisa memakan waktu tiga
jam itu, sang guru membagi-
bagikan uang dua ribu rupiah
kepada setiap peserta. “Uang
ini bonus untuk kalian semua!
Tapi, jangan digunakan untuk
makan dan minum, karena
kalian akan dapat makanan
dan minuman yang lezat di
tempat tujuan !” jelas sang guru
mengingatkan peserta.
Semua peserta pun menjadi
lebih bersemangat. Ada hadiah
utama, makanan dan minuman
lezat di tempat tujuan, dan
dapat uang saku yang lumayan.
Mulailah peserta lomba yang
tidak diawasi ini
diberangkatkan.
Ternyata, gerak jalan yang
berlangsung di tengah terik
matahari ini, tidak semudah
yang mereka bayangkan. Anak-
anak pun memperlihatkan
watak asli mereka. Ada yang
jajan minuman di sebuah
warung desa, ada yang mencari
jalan pintas di luar rute yang
ditetapkan, ada juga yang
menumpang ojek motor.
Setibanya di garis finis, anak-
anak pun dipersilakan
menikmati makanan dan
minuman istimewa secara gratis
di sebuah warung desa. Setelah
itu, pemenang pun diumumkan.
Menariknya, pengumuman itu
mengatakan hal yang agak
aneh. ”Anak-anakku,” ucap
sang guru. ”Silakan di antara
kalian yang pantas menjadi
pemenang untuk maju
kedepan !”
Mendengar itu, beberapa anak
pun berebut untuk maju.
Kepada yang maju ini, sang
guru mengatakan, ”Bapak tidak
bisa menyaksikan apa benar
kalian berlomba dengan jujur.
Bapak tidak mampu
memastikan apa kalian benar-
benar tidak curang. Bapak juga
tidak tahu apa kalian benar-
benar tidak jajan! Tapi, ada
Allah yang selalu bersama
kalian !”
Setelah ucapan sang guru,
suasana pun menjadi hening.
Mereka yang mengaku
pemenang karena tiba lebih
awal di garis finis ini pun saling
berpandangan satu sama lain.
”Siapa yang berani jujur, akan
Bapak kasih hadiah khusus!”
ucap sang guru penuh
perhatian.
Saat itulah, satu per satu anak-
anak yang mengaku pemenang
mundur. Hingga, tak seorang
pun yang ada di depan. Mereka
tampak menahan malu.
”Anak-anakku, kalian semua
adalah pemenang karena telah
berani jujur walaupun ada
hadiah yang menggiurkan, ”
jelas sang guru sambil menatap
anak-anak dengan senyum.
++
Hidup ini tak ubahnya seperti
lomba maraton tentang
kejujuran. Siapkanlah hati dan
jiwa kita seperti anak-anak yang
masih polos, yang berani
menahan malu demi kejujuran.
Dan, berani tidak memperoleh
’ hadiah’ duniawi karena yakin
Allah Maha Mengawasi kita.

Trik Jatuh Cinta pada Olahraga

Banyak
sekali alasan orang tidak mau
melakukan olahraga, seperti
sibuk, tidak ada waktu, malas,
jauh dan sebagainya. Lantas
bagaimana caranya membuat
Anda agar mencintai olahraga?
Tubuh manusia didesain untuk
selalu bergerak sehingga sangat
dianjurkan untuk rajin olahraga.
Namun berbagai alasan sering
menjadikan olahraga sebagai
kegiatan yang tidak penting
untuk dilakukan.
Berikut beberapa cara agar
orang mulai mencintai olahraga,
seperti dilansir Healthmad,
Selasa (3/5/2011):
1. Mengajak teman
Tidak sedikit orang yang malas
ke gym atau olahraga lainnya
karena merasa sendirian dan tak
ada teman. Carilah teman yang
dapat memotivasi Anda untuk
rajin berolahraga. Sebuah studi
di Oxford University
menunjukkan bahwa latihan
bersama dengan teman-teman
akan menjadi dua kali lebih
berhasil daripada latihan sendiri.
2. Olahraga pada siang hari
Sebuah studi di University of
Bristol menjelaskan bahwa
olahraga menjelang jam makan
siang atau pada saat jam makan
siang akan membuat seseorang
lebih produktif dan melepaskan
stres.
Pada akhir pekan (tidak bekerja),
Anda dapat mencoba cara ini
untuk menghindari godaan
makan siang yang lezat. Jika
Anda sudah latihan saat makan
siang, maka Anda akan dapat
menahan diri dari mencicipi
makanan.
3. Tetap realistis
Sekali lagi, tidak ada cara instan.
Jangan mengeluh dalam
seminggu jika belum melihat
hasil yang nyata pada tubuh
Anda, karena hal itu akan
membuat Anda malas dan tidak
melanjutkan latihan olahraga.
Ingat tubuh Anda juga perlu
men-setup kebiasaan baru, tetap
realistis dalam olahraga atau
kegiatan kebugaran Anda.
"Pastikan Anda memiliki tujuan
cerdas, spesifik dan terukur,
seperti menurunkan berat
badan setiap minggu," kata Luke
Barnsley, pelatih olahraga.
4. Jangan berlebihan
Meskipun latihan adalah hal
yang baik, terlalu banyak juga
tidak baik, terutama jika Anda
malas untuk berolahraga.
Lakukan perlahan-lahan dan
tidak perlu berlebihan di semua
olahraga. Yang paling penting
dari olahraga tidak seberapa
keras Anda berlatih, tapi
bagaimana Anda melakukannya
secara teratur. Jika tidak teratur,
lebih baik tidak latihan sama
sekali.
5. Beri hadiah pada diri
Jangan ragu untuk memberikan
hadiah kepada diri sendiri agar
Anda tidak bosan dengan menu
olahraga dan makanan yang
harus sehat. Ketika tubuh telah
mencapai lingkar pinggang dan
berat badan ideal, Anda bisa
hadiahi diri Anda sendiri dengan
sepotong pizza atau sebagian
kecil steak dengan saus
barbeque. Makan sekali dalam
dua minggu tidak akan
berdampak pada tubuh Anda,
asal tidak terlalu banyak.

Sabtu, 30 April 2011

Eits, Jangan Cium Foto Si Dia Dulu...!!

Toko jasa cuci cetak ekspress
jaman sekarang,
mempromosikan dapat jadi
dalam singkat. Hal ini adalah
benar-benar untuk memuaskan
para fotografer yang ingin segera
dapat melihat hasil bidikannya.
Berikut ini, kami akan uraikan
secara singkat jalannya proses
cetak yang lengkap :
Proses memunculkan gambar
dari sistem cuci cetak ekspres
adalah merupakan suatu proses
kimia, yang disebut sistem garam
perak.
Kertas film disinari — alkali kuat
menampakkan gambarnya –
asam keras menetapkan
gambarnya.
Setelah asam dan basa netral
maka akan dihasilkan garam,
maka harus disiram dengan air
untuk membersihkan garamnya,
setelah itu lalu dikeringkan,
maka jadilah foto.
Umumnya dalam proses
pencucian dengan air yang
normal, paling tidak setengah
jam baru dapat mencuci bersih
secara keseluruhan.
Tetapi, sekarang untuk mengejar
cetak ekspress, lalu diganti
dengan hanya menggunakan
alat rol untuk menekan
garamnya agar keluar, sehingga
pasti masih ada sisa garam yang
tertinggal. Sisa garam ini
mengandung racun bila tertelan.
Separah apakah racun ini? Ia
bisa mengakibatkan bahan
stainless jadi berkarat.
Jika racun garam ini sebegitu
jahatnya, lalu mengapa masih
menggunakan sistem cuci cetak
yang ekspres? Ini adalah
kesalahan pelanggan yang terus
menerus minta dapat dicuci
cetak dengan segera.
Ini juga semacam masalah yang
timbul karena keperluan
demand dan supply sehingga
timbul kondisi kehidupan dengan
permasalahan barunya.
Jangan sekali-kali mencium foto,
walaupun foto orang yang anda
sayangi. Harap diingat, setelah
memegang foto harus cuci
tangan.

Rabu, 27 April 2011

Gembala

Seorang penggembala tampak
kesulitan untuk
menyeberangkan sekawanan
kerbau gembalaannya melewati
jembatan kecil yang hanya pas
dilalui seekor kerbau. Pasalnya,
jembatan bukan sekadar kecil,
tapi menghubungkan sebuah
sungai dangkal yang dihuni
banyak buaya.
Sang penggembala paham
betul kalau naluri kerbau
mungkin mengatakan bahwa
jembatan yang dilalui begitu
berbahaya. Terutama,
keberadaan buaya-buaya yang
siap menerkam mereka.
Beberapa kali sang
penggembala menakut-nakuti
kerbau untuk menggiringnya
melewati jembatan satu per
satu. Tapi, itu tidak berhasil.
Kerba-kerbau lebih takut pada
buaya daripada si
penggembala.
Sudah bertahun-tahun, sang
penggembala hidup bersama
kerbau-kerbau gembalaannya,
tapi baru kali ini ia benar-benar
tidak memahami cara
menyeberangkan mereka.
Lama sang penggembala
berpikir. Akhirnya, ia mendapat
sebuah inspirasi yang memang
agak aneh, tapi perlu dicoba.
Sang penggembala mengambil
beberapa pucuk dedaunan
hijau yang disimpannya di
sebuah karung. Ia pun
menyodorkan dedaunan itu
kepada salah satu kerbau besar
yang memang menjadi induk
dari kerbau-kerbau lain.
Kerbau besar itu pun mengikuti
langkah sang penggembala
karena ingin mengunyah daun
hijau. Sang induk mengikuti
langkah penggembala hingga
melewati jembatan.
Di luar dugaan, puluhan ekor
kerbau lain tiba-tiba mengikuti
langkah kerbau besar melewati
jembatan, satu per satu. Tanpa
takut kalau di bawah mereka
ada buaya yang siap
menerkam. Dan tanpa melihat
kalau kerbau besar yang
mereka ikuti melewati jembatan
karena ingin dedaunan hijau.
**
Tidak sedikit tokoh dan
pemimpin sebuah wadah
organisasi yang kerap kesulitan
ketika ingin melakukan sebuah
perubahan untuk orang-orang
yang bersamanya. Kadang,
anjuran, peraturan, bahkan
hukuman sekali pun tidak
efektif untuk memaksa
munculnya perubahan.
Sebesar apa pun cita-cita
perubahan, dan seberat apa
pun resiko dari sebuah
perubahan yang diinginkan; jika
terlebih dahulu dicontohkan
oleh para pemimpin, insya
Allah, langkah perubahan akan
diikuti oleh sebagian besar
orang.

Minggu, 24 April 2011

Monyet.

Seorang pemburu junior
tampak kesulitan ingin
menangkap monyet berekor
panjang dalam keadaan hidup.
Walau di hutan yang begitu
banyak kelompok monyet
berekor panjang, tetap saja si
junior kehabisan akal. Pasalnya,
monyet-monyet itu begitu gesit
dan cekatan.
Seorang pemburu senior pun
akhirnya menghampiri pemburu
junior untuk memberikan trik
khusus. “Sebenarnya,
menangkap monyet jenis itu
dalam keadaan hidup sangat
mudah, ” ucapnya memecah
kebingungan sang junior.
Sang pemburu senior pun
mengambil sebuah toples yang
mirip sebuah botol. Bedanya,
leher toples itu lebih besar
sedikit dan lebih panjang dari
leher botol.
“Untuk apa toples aneh ini?”
ucap sang pemburu junior
masih dalam keadaan bingung.
“Kamu tinggal meletakkan
sebutir kacang ke dalam toples,
dan memendam toples ini
dalam tanah, ” ucap sang
pemburu senior sambil
memberikan toples berisi
kacang itu kepada si junior.
Setelah toples dipendam,
mereka pun mengintip dari
kejauhan. Benar saja, tak lama
kemudian seekor monyet
tampak mengendap-endap
membaui kacang yang ada
dalam toples. Setelah
tangannya masuk ke toples,
sang monyet menjerit-jerit. Sang
monyet sudah masuk
perangkap pemburu.
Mendapati itu, sang junior
benar-benar keheranan dengan
cara kerja perangkap monyet
itu. ”Lho, kenapa monyet tidak
bisa melepaskan tangannya,
padahal sebelumnya ia bisa
memasukkan tangannya ke
dalam toples ?” tanya sang
junior.
”Itulah sifat monyet, saudaraku.
Tangannya tidak bisa ia
keluarkan dari toples, karena
sang monyet tidak mau
kehilangan sebutir kacang yang
ada di genggamannya, ” jelas
sang pemburu senior.
**
Kalau kita mau bercermin
dengan tingkah dan perilaku
alam di sekitar kita, begitu
banyak pelajaran yang bisa
diambil.
Boleh jadi, tidak sedikit dari kita
yang kehilangan rasionalitas
demi ingin tetap menggenggam
sesuatu yang sebenarnya kecil.
Juga, tidak sedikit dari kita yang
sulit menemukan luasnya akal
sehat karena terkungkung
dalam kerdilnya kebencian dan
dendam.

Jumat, 22 April 2011

Pemimpin.

Tiga anak remaja tampak
bersemangat berjalan
beriringan dengan ayah mereka
di sebuah jalan desa yang
dikelilingi tumbuhan nan hijau.
Sesekali, mereka tampak
berhenti sebentar untuk
istirahat, kemudian berjalan
lagi.
Di sebuah pertigaan jalan, tiba-
tiba mereka berhenti. Salah
seorang dari mereka berujar,
“ Yah, kita ke arah mana?”
Yang ditanya tidak langsung
menjawab. Sang ayah seperti
memberi ruang kepada anak-
anaknya untuk berekspresi.
“ Menurut kamu, kira-kira
kemana?” ujar sang ayah
kemudian.
Gaya sang ayah yang mereka
cintai ini memang bukan hal
baru buat mereka. Selalu saja,
sang ayah akan melempar balik
sebuah pertanyaan yang sangat
berkait dengan kematangan
analisa dan pengalaman.
“Kayaknya ke kiri deh, Yah!”
ucap si bungsu tiba-tiba. Ia juga
menjelaskan kalau jalan ke kiri
itu jalan menuju puncak bukit
yang mereka tuju. Tapi, si
bungsu masih belum yakin.
“Kalau menurutku, ke kanan!”
ucap si sulung kemudian.
“ Coba lihat beberapa petani
yang memikul hasil panen
mereka. Mereka datang dari
arah kanan kita kan! Itu artinya,
mereka tidak mungkin
membawa hasil panen mereka
ke bukit, tapi ke arah pasar
yang letaknya pasti di bawah,”
jelas si sulung begitu
argumentatif.
“Menurutmu gimana, Nak?”
tanya sang ayah ke anak yang
tengah. Ia tampak berpikir
sebentar, dan kemudian
mengangguk-angguk. “Aku
setuju dengan yang arah
kanan !” ucapnya kemudian.
Mereka pun berjalan menuju
arah kanan.
Tiba-tiba, si bungsu berucap
dalam sela-sela perjalanan
mereka yang tampak begitu
mengasyikkan. “Yah, kenapa sih
tidak ayah kasih tahu aja. Kan
ini bukan yang pertama kali
ayah menuju bukit itu ?”
Tiba-tiba langkah sang ayah
berhenti, yang kemudian diikuti
oleh ketiga anaknya. Ia menarik
nafas dalam untuk selanjutnya
menatap ketiga anaknya
dengan senyum. “Anakku,”
ucap sang ayah. “Ayah
menginginkan kalian kelak
menjadi pemimpin yang baik,
bukan sekedar pengikut yang
baik, ” ucap singkat ayah yang
kemudian diiringi dengan
langkahnya.
**
Dalam dinamika organisasi yang
sehat, dalam bentuk apa pun
sebuah organisasi, seorang
pemimpin yang baik bukan
berarti orang yang piawai
menelorkan pengikut-pengikut
yang setia (taqlid).
Seorang pemimpin yang baik
adalah orang yang mampu
menyiapkan pemimpin-
pemimpin baru yang akan
menggantikannya esok.

Rabu, 20 April 2011

Hidup Sehat Ala Rosulullah SAW.

Para pakar kesehatan
menyatakan bahwa udara
sepertiga malam terakhir sangat
kaya
dengan oksigen dan belum
terkotori oleh zat-zat lain,
sehingga sangat bermanfaat
untuk optimalisasi metabolisme
tubuh. Hal ini jelas sangat besar
pengaruhnya
terhadap vitalitas seseorang
dalam aktivitasnya selama
seharian penuh.
Contohlah Rasulullah, yang
setiap subuh selalu mendapat
asupan udara segar.
Beliau bangun sebelum subuh
dan melaksanakan qiyamul lail.
Biasanya orang yang
memulai kehidupan di pagi hari
dengan bangun subuh, akan
menjalani hari dengan
penuh semangat dan optimisme.
Berbeda dengan orang yang
tidak bangun di subuh
hari, biasanya lebih mudah
terserang rasa malas untuk
beraktivitas.
Untuk menjaga kesehatan mulut
dan giginya pada pagi hari,
Rasulullah SAW biasa
memakai siwak. Siwak
mengandung flour yang sangat
bermanfaat dalam menjaga
kesehatan gigi dan gusi. Mulut
dan gigi merupakan organ tubuh
yang sangat
berperan dalam konsumsi
makanan. Apabila mulut dan gigi
sakit, maka biasanya
proses konsumsi makanan
menjadi terganggu.
Rasulullah saw membuka menu
sarapannya dengan air dingin
yang dicampur dengan
madu. Dalam Al Qur'an, madu
merupakan syifaa (obat) yang
diungkapkan dengan isim
nakiroh, menunjukkan arti
umum dan menyeluruh. Pada
dasarnya madu bisa menjadi
obat atas berbagai penyakit.
Madu berfungsi untuk
membersihkan lambung,
mengaktifkan usus-usus, dan
menyembuhkan sembelit, wasir,
luka bakar, dan
peradangan.
Tujuh butir kurma ajwa (matang)
menjadi kebiasaan Rasulullah
saw menjelang
siang. Beliau pernah bersabda,
"Barang siapa yang makan tujuh
butir kurma, maka
akan terlindungi dari racun." Hal
ini terbukti ketika seorang wanita
Yahudi
menaruh racun dalam makanan
Rasulullah pada sebuah
percobaan pembunuhan di
perang Khaibar, racun yang
tertelan oleh beliau kemudian
bisa dinetralisir oleh
zat-zat yang terkandung dalam
kurma. Sementara itu Bisyir ibu
al Barra', salah
seorang sahabat yang ikut
makan racun tersebut akhirnya
meninggal, tetapi
Rasulullah saw selamat dari
racun tersebut. Rahasianya
adalah tujuh butir kurma
yang biasa dikonsumsi Rasulullah
saw.
Menjelang sore hari, menu
Rasulullah biasanya adalah cuka
dan minyak zaitun.
Tentu saja tidak hanya cuka dan
minyak zaitun, tetapi dikonsumsi
dengan makanan
pokok seperti roti. Manfaatnya
banyak sekali, diantara
mencegah lemah tulang,
kepikunan, melancarkan
sembelit, menghancurkan
kolesterol, dan melancarkan
pencernaan.
Di malam hari, menu utama
makan malam Rasulullah adalah
sayur- sayuran. Secara
umum, sayuran memiliki
kandungan zat dan fungsi yang
sama, yaitu menguatkan daya
tahan tubuh dan melindunginya
dari serangan penyakit.
Setelah makan malam Rasulullah
tidak langsung tidur. Beliau
beraktivitas
terlebih dahulu supaya makanan
yang dikonsumsi masuk lambung
dengan cepat dan
mudah dicerna. Caranya bisa
juga dengan shalat. Rasulullah
saw bersabda:
"Cairkan makanan kalian dengan
berdzikir kepada Allah dan
shalat, serta
janganlah kalian langsung tidur
setelah makan, karena dapat
membuat hati kalian
menjadi keras."

artikel ini diambil dari coliq.web.ugm.ac.id/index.php?menu=artdet&art=321&nm=Kesehatan&t=Hidup%20Sehat%20Ala%20Rasulullah%20SAW

Selasa, 19 April 2011

Manfaat Beras Merah.

Tahukah Anda bahwa beras
merah punya kandungan gizi
yang jauh lebih baik dibanding
beras putih, beras merah
mengandung sekitar 3,5 gram
serat, sementara beras putih
kurang dari 1 gram. Banyak
manfaat dari mengonsumsi beras
merah, yakni dapat
meningkatkan perkembangan
otak dan menurunkan kolesterol
darah. Beras merah lebih unggul
dalam hal kandungan vitamin
dan mineral daripada beras
putih.
Beras merah mengandung tiamin
(vitamin BI) yang diperlukan
untuk mencegah beri-beri pada
bayi. Zat besinya juga lebih tinggi,
membantu bayi usia 6 bulan ke
atas yang asupan zat besinya
dari ASI sudah tidak lagi
mencukupi kebutuhan tubuh.
Belum lagi vitamin dan mineral-
mineral penting lainnya.
Adapun 4 manfaat beras merah
untuk tubuh kita, sebagai
berikut :
1. Beras merah mengkontrol
tingkat kadar gula darah
dalam tubuh , sehingga juga
menjadi pilihan terbaik bagi
penderita diabetes.
2. Beras merah mengandung
fenolik, salah satu zat
antioksidan yang mampu
menghambat radikal bebas
pemicu kanker.
3. Mampu menurunkan
keakutan asma, menurunkan
tekanan darah tinggi,
menurunkan frekuensi migran,
dan menurunkan resiko
serangan jantung serta stroke
4. Berfungsi menjaga
metabolisme energy
Sekarang Anda telah mengetahui
4 manfaat beras merah untuk
tubuh kita, sudah waktunya
Anda mengganti beras Anda
dengan beras merah sehingga
Anda menjadi lebih sehat, selain
itu beras merah juga bisa
membantu Anda yang sedang
diet. Selamat beralih ke hidup
yang lebih sehat.

Pencuri

Seekor burung mahal jenis
merpati pos tampak gelisah
dalam sebuah sangkar besi nan
indah. Tubuhnya yang elok
mulai terlihat lemas. Dalam dua
hari ini, ia memang tidak mau
makan.
Sang merpati yang telah
menjuarai beberapa turnamen
dunia ini, mulai dari kecepatan
terbang hingga ketepatan
target tujuan hinggap, yakin
benar kalau tuan barunya yang
dua hari ini memberinya
makan, bukanlah tuan yang
sebenarnya. Ia yakin dirinya
telah dicuri.
Karena itulah, senikmat dan
semahal apa pun makanan
yang ditawarkan, ia tetap tidak
mau makan. Sang merpati
pintar ini yakin, menikmati
makanan dari orang yang telah
mengecewakan tuannya yang
asli, berarti mengkhianati sang
tuan yang telah menyayanginya
dengan penuh cinta.
Namun, si pencuri tidak pernah
marah dengan penolakan itu. Ia
ambil lagi makanan yang belum
disentuh itu, untuk kemudian
diganti dengan makanan yang
baru, yang lebih segar, dan
lebih nikmat. Sang pencuri pun
tidak lupa membersihkan
kandang merpati dengan
penuh hati-hati.
Begitulah hari-hari yang dilalui
oleh sang pencuri kepada
merpati curiannya. Sesekali,
dengan penuh kelembutan, jari
tangan sang pencuri membelai-
belai bulu kepala merpati.
Sungguh suatu perlakuan yang
melebihi apa yang diterima si
merpati dari tuannya yang asli.
Ketika lapar yang tidak lagi bisa
ditahan, sang merpati akhirnya
mencicipi makanan sajian tuan
barunya itu. “Aih, lezatnya
makanan ini. Baru kali ini aku
merasakan makanan senikmat
ini, ” ucap sang merpati sambil
terus memakan sajian yang ada
di sangkarnya.
Keesokannya, sang merpati
kembali menikmati sajian tuan
barunya. Kali ini ia tidak lagi
ragu untuk menikmatinya.
Perasaan buruknya tentang
siapa tuan barunya itu mulai
sirna. Tubuhnya pun sudah
mulai segar dan bugar.
Sayapnya yang pernah rusak,
kini kembali normal seperti
sebelumnya.
**
Jika seseorang berada dalam
keheningan muhasabahnya.
Mungkin ia bisa merasakan
bahwa begitu banyak ‘pencuri’
yang sangat dekat dalam
keseharian kita. Ada ‘pencuri’
yang berkedok karir, ada yang
berkedok demi masa depan,
ada yang demi isteri dan anak-
anak, ada yang berlabel demi
maslahat yang lebih besar, dan
lain-lain.
Tampilan kelembutan dan
kebaikannya yang begitu
mempesona, lambat laun
mengurangi kejernihan
timbangan batin kita. Suatu
saat, seseorang tidak lagi bisa
membedakan mana yang
sebenarnya sebuah kebenaran
dan mana yang kebatilan.
Mana yang memperbaiki dan
mana yang merusak. Dan
bahkan, mana Tuan Besar yang
telah memberinya kehidupan,
dan mana tuan-tuan kecil yang
justru mencuri nilai-nilai
kehidupannya.

Minggu, 17 April 2011

Gerak.

Dua ekor rusa tampak berlari
kecil menelusuri semak belukar
menuju puncak bukit. Sesekali,
sang induk dan anak rusa ini
berhenti sebentar, kemudian
berlari lagi. Anak rusa tampak
kelelahan mengikuti gerakan
rusa induk.
“Bu, kenapa istirahatnya
sebentar sekali?” tanya si anak
rusa sambil terengah-engah.
Jarak antara keduanya pun
mulai tampak lebih jauh.
Menyadari itu, sang induk rusa
berhenti sebentar sambil
menggerak-gerakkan kaki-
kakinya. ”Ayo nak, terus
bergerak!” teriak sang induk
rusa ketika anak rusa ikut
berhenti dan terduduk lemas.
”Bu, kenapa kita tidak duduk-
duduk sebentar? Bukankah
pemburu yang mengejar kita
sudah tertinggal jauh ?” tanya
sang anak rusa sambil sesekali
mengatur nafas.
”Anakku,” sapa sang induk rusa
sambil menghampiri anaknya.
” Kita bergerak bukan karena
semata-mata kejaran sang
pemburu. Kita harus terus
bergerak karena seisi alam raya
ini memang dirancang Tuhan
untuk selalu bergerak !”
***
Siapa pun kita, tidak selalu
berada dalam keadaan seperti
yang diinginkan: pencapaian
target hidup yang serba mudah,
sarana yang selalu mudah
tersedia, dan sebagainya.
Ada kalanya, hidup
menyuguhkan sisi lain, jauh
seperti keadaan yang
diinginkan. Saat itulah, fisik dan
batin menjadi teramat lelah
seperti sehabis berlari dari
kejaran pemburu yang
menginginkan kematian kita.
Kelelahan itu menuntut fisik
dan batin kita untuk berhenti
bergerak. Diam, dan
melupakan segalanya.
Perhatikanlah, bahwa
sebenarnya, di saat lelah itulah,
fisik dan batin kita perlu terus
bergerak. Bukankah air sungai
akan menjadi kotor ketika
alirannya tidak lagi bergerak.
Bukankah bumi dan seisi alam
ini akan hancur ketika mereka
tidak mau lagi bergerak.

Rabu, 13 April 2011

Jiwa

Seorang pejuang yang paling
diburu tentara elit istana
akhirnya tertangkap hidup. Ia
tertangkap setelah beberapa
panah menembus kaki kiri dan
kanannya. Namun begitu,
tangan kakinya tetap dirantai
dengan gembok baja.
Sepanjang perjalanan dalam
gerobak kayu yang
membawanya menuju istana,
sang pejuang tidak
menampakkan sedikit pun takut
dan penyesalan. Kerumunan
rakyat yang secara kebetulan
berpapasan dengan iring-
iringan tentara dan tawanan
sang pejuang menatapinya
dengan berbagai rasa. Terbersit
di telinga sang pejuang suara
rakyat yang berbisik ke sesama
mereka, “Kasihan, ya!”
Mendapati tawanan sang
pejuang sudah tiba di istana,
raja begitu gembira. Ia berjanji
akan memberi hadiah kepada
pasukan elitnya. Saat itu juga,
berita gembira itu pun
disampaikan sang raja ke
seluruh menterinya. “Besok, ia
akan dihukum pancung karena
berani menentangku !” teriak
sang raja bersemangat.
Salah seorang menteri yang
masih kerabat dengan sang
pejuang yang ditawan, meminta
izin untuk bertemu untuk
terakhir kalinya. Ia begitu
prihatin melihat keadaan
kerabatnya yang begitu
mengenaskan. Sambil
berbungkuk, sang menteri
berbisik, “Saudaraku, kenapa
kau tidak berpura-pura
mengakui kekuasaan sang raja.
Kalau kamu tetap keras seperti
ini, esok kamu akan dihukum
mati !”
Sang pejuang yang terkulai
lemas pun tiba-tiba menatap
tajam kerabatnya. “Saudaraku,
semua yang hidup di dunia ini
pasti akan mati. Tapi
perhatikanlah, tidak semua
yang akan mati itu, benar-
benar hidup !” ucap sang
pejuang sambil tetap menatap
tajam kerabatnya.
**
Hidup adalah arena
pertarungan antara yang hak
dan batil. Pertarungan antara
idealisme sebuah kebenaran
dengan tuntutan syahwat
kemanusiaan. Di situlah, Allah
menguji orang-orang beriman
dan para aktivis kebenaran:
apakah fitrah, nurani, dan jiwa
mereka bisa tetap bertahan
hidup dalam ruh yang mulia?
Apa yang ingin disampaikan
sang pejuang ketika akan
berhadapan dengan kematian
adalah, ”Saudaraku, hidup
bukanlah sekadar bersatunya
nyawa dan jasad. Hidup adalah
ketika nurani kita bisa tetap
konsisten untuk memilih mana
yang hak dan mana yang batil,
mana kemuliaan dan mana
kehinaan?”

Selasa, 12 April 2011

Buah

Segerombolan murid-murid
sekolah dasar berjalan
menapaki tepian parit di
persawahan dan ladang nan
luas. Mereka mengikuti langkah
guru mereka yang sesekali
menunjuki mana jenis pohon
yang mungkin belum mereka
ketahui.
“Anak-anakku, inilah
pepohonan yang mungkin
sering kamu sebut, tapi baru
kali ini kamu jumpai, ” ujar sang
guru ketika mereka berhenti di
tanah kosong di sebuah ladang.
“ Di sini ada pohon cabai, tomat,
terung, mentimun, pepaya,
jagung, ” tambah sang guru
sambil menunjuk ke ladang-
ladang yang telah mereka
lewati.
Seorang anak mengangkat
tangan sambil berdiri di sebuah
kumpulan pohon jangkung
yang berdaun seperti telapak
tangan terbuka. “Pak guru,
kalau ini pohon apa?” ucapnya
kemudian.
Sambil berjalan pelan, Pak Guru
mendekati sang penanya.
“ Anak-anakku, ini pohon
singkong,” jawab sang guru.
“Kenapa ia tidak berbuah,
seperti pohon-pohon lain di
ladang ini, Pak ?” tanya yang
lain.
“Kamu salah, anak-anakku.
Tidak semua buah bisa
ditampilkan ke permukaan.
Karena sesuatu hal, ia
disembunyikan, ” jawab sang
guru.
“Disembunyikan?” tanya murid
yang lain.
“Ya. Karena pohon singkong
bertubuh kurus dan jangkung,
ia menyembunyikan buahnya di
akar. Perhatikanlah !” jelas sang
guru sambil bersusah payah
mengangkat pohon singkong
hingga akarnya tercerabut.
Tampaklah sebuah
pemandangan yang mungkin
baru untuk anak-anak. Mereka
mendapati sebuah pohon
dengan akar yang begitu besar.
Itulah yang disebut guru
mereka sebagai buah yang
disembunyikan.
**
Dinamika hidup dengan
berbagai variasinya, hampir
selalu berujung pada satu
tujuan: mendapatkan hasil atau
buah. Berbagai variasi buah
pun menjadi target mereka.
Ada yang berkerja untuk
mendapatkan gaji, keuntungan
usaha bagi para pebisnis,
kehidupan berumah tangga
yang kemudian menghasilkan
berbagai aset keluarga,
kehidupan berorganisasi yang
membuahkan berbagai
keuntungan, dan lain-lain.
Sayangnya, kepicikan daya
pandang sebagian kita kadang
menutup adanya keberadaan
buah-buah lain yang tidak
selalu tampak di permukaan.
Dan boleh jadi, buah yang tidak
tampak itu, sebenarnya jauh
lebih bernilai dari apa yang bisa
dilihat, dipegang, dan kemudian
habis dimakan.

Layang-layang

Seorang anak sembilan tahun
menatapi keelokan layang-
layang yang baru saja dibawa
sang ayah dari kota. Ukurannya
begitu besar, tidak seperti
layang-layang temannya. Ada
kunciran di sisi kanan dan kiri,
dan terdapat ekor yang begitu
panjang. Warna-warni kunciran
dan ekor layang-layang
mengundang keceriaan sang
anak.
Setibanya di tanah lapang, sang
anak mendampingi ayahnya
memainkan layang-layang yang
ukurannya lebih besar dari
tubuh sang anak. Tiupan angin
kencang menerbangkan layang-
layang elok ke angkasa.
Kunciran dan ekor terus
berurai-urai membentuk irama
gerak yang begitu indah.
Sesekali, sang anak mencoba
berganti posisi dengan sang
ayah untuk belajar
mengendalikan terbangnya
layang-layang. Ia pun berdecak
kagum. Matanya berbinar
menatapi keelokan layang-
layang yang sedang terbang
tinggi di angkasa.
“Ayah,” ucap sang anak tiba-
tiba. Sang ayah pun menoleh
ke arah buah hatinya. “Ayah,
andai aku bisa seperti layang-
layang. Bisa terbang dengan
begitu elok di angkasa sana,
sambil memperlihatkan
keindahan kepada orang-orang
di bawahnya, ” tambah sang
anak sambil terus menatapi
gerak-gerik layang-layang.
Mendengar ucapan itu, sang
ayah pun membelai rambut
pendek anaknya. “Sebaiknya
kamu tidak berandai untuk
menjadi layang-layang,
anakku !” ucap sang ayah.
“Kenapa, ayah? Kalau saja aku
bisa seperti layang-layang,
bukankah aku bisa menatap
seluruh keadaan di bawah sini,”
sergah sang anak penuh tanda
tanya.
“Anakku, jangan pernah
berandai menjadi layang-
layang. Perhatikanlah,
walaupun layang-layang berada
di tempat yang begitu tinggi,
tapi ia tetap di bawah kendali
oleh mereka yang di bawah, ”
jelas sang ayah begitu bijak.
**
Siapa pun kita, dalam
optimisme meraih posisi hidup
yang lebih baik, tentu ingin
selalu berada di tempat yang
tinggi. Ingin menjadi leader,
sang pemimpin yang disegani,
menjadi orang teratas di
organisasi, perusahaan, bahkan
mungkin negara. Sebuah cita-
cita hidup seperti yang
diajarkan Alquran, waj ’alna lil
muttaqina imama, jadikanlah
kami sebagai pemimpin orang-
orang yang bertakwa.
Namun, berhati-hatilah ketika
optimisme meraih posisi tinggi
itu tidak sejalan dengan
idealisme dan kemampuan diri
yang memadai. Karena kita bisa
seperti layang-layang. Berada di
posisi yang paling tinggi,
sementara sang pengendali ada
di bawah.
Ia berada di posisi tinggi karena
ada ‘tangan-tangan’ di bawah
yang membuatnya tinggi.
Keelokannya di ketinggian itu
hanya permainan sang ’tangan’
dan tiupan angin.