Kamis, 19 Mei 2011

Spion

Seorang siswa setir mobil begitu
menyimak arahan-arahan dari
instrukturnya. Sesekali, ia
mengangguk-angguk seperti
memahami sesuatu. “Prinsipnya,
kita harus hati-hati dan
konsentrasi dalam
berkendaraan, ” ucap sang
instruktur sambil menyudahi
bicaranya.
Sesaat setelah itu, mereka pun
praktek lapangan. Mobil latihan
sudah disiapkan. Satu per satu,
siswa akan diberikan
kesempatan untuk
mengendarai mobil di jalan
umum. “Ingat, kita harus hati-
hati dan konsentrasi,” ujar
instruktur sambil mengawasi
salah seorang siswanya yang
mulai melajukan mobil yang
mereka tumpangi.
Siswa ini tampak tenang ketika
mobil masih di areal sepi. Tapi,
ia mulai gelisah saat mobil
memasuki jalan umum. Mobil-
mobil lain seperti tak peduli
kalau mereka sedang belajar.
Berbagai kendaraan saling
mendahului dari sebelah kanan
dan kiri mobil latihan. “Tiiin…!”
suara klakson mobil yang
mendahului kian menciutkan
hati si siswa. Tapi, ucapan sang
instruktur terus saja
menyadarkan, “Hati-hati dan
konsentrasi!”
Ada satu kebiasaan siswa yang
sangat mengganggu
konsentrasinya sendiri. Siswa
begitu sering menatap kaca
spion mobil. Kadang spion kiri,
kadang tengah, kadang yang
kanan. Setiap kali siswa
menatap spion, kali itu juga
konsentrasinya buyar. Ia seperti
dihantui bayang-bayang seram.
“Murid-muridku,” ucap sang
instruktur sambil mengawasi
seorang siswa yang memarkir
mobil di tempat yang aman.
“ Kalian dapat pelajaran
berharga dari teman kita,”
tambahnya seraya menatap
satu per satu siswa yang ada
dalam mobil.
Para siswa mulai menyimak.
“ Jangan pernah menatap kaca
spion selama kalian tidak ingin
berbelok atau berhenti. Karena
kebiasaan itu akan mengganggu
kenyamanan kalian dalam
berkendaraan. Semakin sering
kalian menatap spion, sebanyak
itu pula kalian dihantui rasa
takut, ” jelas sang instruktur
begitu gamblang.
**
Hidup merupakan perjalanan
panjang yang melalui berbagai
kesan dan pengalaman. Ada
kesan pahit, manis, sedih,
senang, takut, dan lain-lain.
Kesan dan pengalaman yang
pernah terlalui kadang menjadi
bayang-bayang yang mengusik
pandangan seseorang untuk
melihat kedepan.
Saat itulah, tidak sedikit dari
kita yang sulit menangkap
pemandangan jernih di depan
karena cengkraman
pengalaman buruk di belakang.
Enggan beranjak ke hari esok
karena takut akan terulang
dengan kesedihan di hari
kemarin.
Mungkin benar apa yang
disampaikan instruktur setir
mobil. ”Jangan pernah menatap
cerminan bayang-bayang di
belakang, kalau memang tidak
begitu perlu untuk dilakukan !”

Tidak ada komentar: