Selasa, 03 Mei 2011

Lomba

Dalam sebuah lomba gerak
jalan lintas desa, hampir semua
murid sekolah dasar yang ikut
menampakkan wajah ceria.
Pasalnya, lomba yang
diselenggarakan oleh guru
mereka tidak cuma menjanjikan
hadiah istimewa, tapi juga
bonus.
Hadiah istimewanya berupa
uang yang cukup buat beli
seragam dan buku. Selain itu,
murid-murid yang berhasil di
garis finis akan dapat makanan
dan minuman gratis di warung
makan yang menjadi titik tujuan
lomba.
Sebelum peserta
diberangkatkan, sang guru
mengingatkan peserta untuk
tidak berlaku curang. “Ini hanya
lomba anak-anakku, kelak
kamu akan merasakan
manfaatnya !” ucap sang guru
penuh perhatian.
Menariknya, sebelum lomba
yang bisa memakan waktu tiga
jam itu, sang guru membagi-
bagikan uang dua ribu rupiah
kepada setiap peserta. “Uang
ini bonus untuk kalian semua!
Tapi, jangan digunakan untuk
makan dan minum, karena
kalian akan dapat makanan
dan minuman yang lezat di
tempat tujuan !” jelas sang guru
mengingatkan peserta.
Semua peserta pun menjadi
lebih bersemangat. Ada hadiah
utama, makanan dan minuman
lezat di tempat tujuan, dan
dapat uang saku yang lumayan.
Mulailah peserta lomba yang
tidak diawasi ini
diberangkatkan.
Ternyata, gerak jalan yang
berlangsung di tengah terik
matahari ini, tidak semudah
yang mereka bayangkan. Anak-
anak pun memperlihatkan
watak asli mereka. Ada yang
jajan minuman di sebuah
warung desa, ada yang mencari
jalan pintas di luar rute yang
ditetapkan, ada juga yang
menumpang ojek motor.
Setibanya di garis finis, anak-
anak pun dipersilakan
menikmati makanan dan
minuman istimewa secara gratis
di sebuah warung desa. Setelah
itu, pemenang pun diumumkan.
Menariknya, pengumuman itu
mengatakan hal yang agak
aneh. ”Anak-anakku,” ucap
sang guru. ”Silakan di antara
kalian yang pantas menjadi
pemenang untuk maju
kedepan !”
Mendengar itu, beberapa anak
pun berebut untuk maju.
Kepada yang maju ini, sang
guru mengatakan, ”Bapak tidak
bisa menyaksikan apa benar
kalian berlomba dengan jujur.
Bapak tidak mampu
memastikan apa kalian benar-
benar tidak curang. Bapak juga
tidak tahu apa kalian benar-
benar tidak jajan! Tapi, ada
Allah yang selalu bersama
kalian !”
Setelah ucapan sang guru,
suasana pun menjadi hening.
Mereka yang mengaku
pemenang karena tiba lebih
awal di garis finis ini pun saling
berpandangan satu sama lain.
”Siapa yang berani jujur, akan
Bapak kasih hadiah khusus!”
ucap sang guru penuh
perhatian.
Saat itulah, satu per satu anak-
anak yang mengaku pemenang
mundur. Hingga, tak seorang
pun yang ada di depan. Mereka
tampak menahan malu.
”Anak-anakku, kalian semua
adalah pemenang karena telah
berani jujur walaupun ada
hadiah yang menggiurkan, ”
jelas sang guru sambil menatap
anak-anak dengan senyum.
++
Hidup ini tak ubahnya seperti
lomba maraton tentang
kejujuran. Siapkanlah hati dan
jiwa kita seperti anak-anak yang
masih polos, yang berani
menahan malu demi kejujuran.
Dan, berani tidak memperoleh
’ hadiah’ duniawi karena yakin
Allah Maha Mengawasi kita.

Tidak ada komentar: