Selasa, 31 Mei 2011

8 Kiat Menangkal Radiasi Ponsel

Hasil
penelitian terbaru dari WHO
mengungkapkan bahwa radiasi
ponsel dapat menyebabkan
kanker otak. Radiasi ponsel
dikategorikan sama dengan zat
karsinogenik berbahaya seperti
timbal, asap knalpot, dan
kloroform.
Simak 8 kiat mengurangi radiasi
tersebut yang dikutip detikINET
dari eHow, Rabu (1/6/2011):
1. Gunakan Headset
Inilah cara yang paling mudah
untuk menangkal ancaman
radiasi ponsel. Tentu saja, kita
tidak bisa menolak untuk
menerima panggilan telepon.
Namun jika Anda masih
khawatir, ada baiknya
menggunakan headset. Intinya
adalah telepon genggam Anda,
tidak terlalu dekat dengan otak.
2. Kurangi Bluetooth dan
Headset Wireless
Menggunakan headset bisa
menjadi pilihan untuk
mengurangi radiasi ponsel.
Namun ingat, pilih headset yang
konvensional alias yang masih
menggunakan kabel untuk
terhubung dengan ponsel.
Jangan menggunakan headset
wireless. Fitur bluetooth di
ponsel juga jangan terus
menerus diaktifkan, gunakan
seperlunya.
3. Speakerphone
Menggunakan speaker ketika
bertelepon juga bisa menjadi
pilihan. Namun tentu saja, ada
rasa kurang nyaman ketika hal
ini dilakukan di tempat publik.
Tapi setidaknya, Anda tidak
harus menempelkan ponsel di
kepala ketika bertelepon. Jadi
pilihan ini mungkin bisa
digunakan ketika Anda tengah
berada di tempat privat seperti
di rumah.
4. Casing Penahan Radiasi
Kekhawatiran radiasi ponsel
belakangan memunculkan
casing berkemampuan khusus
yang diklaim bisa meminimalisir
hantaran radiasi yang berasal
dari ponsel. Jika dirasa
diperlukan, mungkin Anda bisa
mencarinya di pertokoan.
5. Sudut Ruangan
Hindari menerima telepon di
sudut ruangan. Sudut ruangan
yang biasanya sepi namun di sisi
lain terkadang juga menjadi
tempat dimana sinyal telepon
menjadi lemah. Nah, sinyal yang
lemah justru dikatakan memicu
radiasi yang lebih tinggi. Hal ini
berlaku pula di area yang
sempit/kecil seperti lift.
6. Jangan Selalu Menempel
Ponsel yang Anda gunakan
boleh saja menjadi gadget
kesayangan, namun untuk
kesehatan yang lebih baik, ada
baiknya Anda jangan selalu
nempel dengan ponsel tersebut.
Ponsel yang tidak digunakan
direkomendasikan ditaruh di tas
atau di atas meja. Hal ini
dikatakan lebih baik ketimbang
ditempatkan di kantong celana.
7. Diam Kala Menelpon
Ketika menerima telepon
sebaiknya Anda tidak berjalan-
jalan. Pasalnya, dalam keadaan
bergerak maka sinyal ponsel
akan terus mencari pancaran
sinyal yang kuat dari base
transceiver station (BTS).
Aktivitas ini justru akan
menguatkan radiasi.
8. Gunakan Dua Telinga
Hindari penggunaan satu bagian
telinga ketika bertelepon.
Misalnya, selalu menerima
telepon dengan telinga bagian
kiri saja. Menurut para ahli, hal
ini justru tidak baik. Manfaatkan
kedua telinga Anda untuk
meminimalisir radiasi yang
terpancar.
Saat ini Badan Lingkungan Eropa
telah mendorong untuk
melakukan studi lebih lanjut.
Namun tidak salahnya juga kan
kita melakukan suatu langkah
antisipasi ketimbang mengambil
risiko di masa depan.
Semoga bermanfaat.

Kamis, 19 Mei 2011

Spion

Seorang siswa setir mobil begitu
menyimak arahan-arahan dari
instrukturnya. Sesekali, ia
mengangguk-angguk seperti
memahami sesuatu. “Prinsipnya,
kita harus hati-hati dan
konsentrasi dalam
berkendaraan, ” ucap sang
instruktur sambil menyudahi
bicaranya.
Sesaat setelah itu, mereka pun
praktek lapangan. Mobil latihan
sudah disiapkan. Satu per satu,
siswa akan diberikan
kesempatan untuk
mengendarai mobil di jalan
umum. “Ingat, kita harus hati-
hati dan konsentrasi,” ujar
instruktur sambil mengawasi
salah seorang siswanya yang
mulai melajukan mobil yang
mereka tumpangi.
Siswa ini tampak tenang ketika
mobil masih di areal sepi. Tapi,
ia mulai gelisah saat mobil
memasuki jalan umum. Mobil-
mobil lain seperti tak peduli
kalau mereka sedang belajar.
Berbagai kendaraan saling
mendahului dari sebelah kanan
dan kiri mobil latihan. “Tiiin…!”
suara klakson mobil yang
mendahului kian menciutkan
hati si siswa. Tapi, ucapan sang
instruktur terus saja
menyadarkan, “Hati-hati dan
konsentrasi!”
Ada satu kebiasaan siswa yang
sangat mengganggu
konsentrasinya sendiri. Siswa
begitu sering menatap kaca
spion mobil. Kadang spion kiri,
kadang tengah, kadang yang
kanan. Setiap kali siswa
menatap spion, kali itu juga
konsentrasinya buyar. Ia seperti
dihantui bayang-bayang seram.
“Murid-muridku,” ucap sang
instruktur sambil mengawasi
seorang siswa yang memarkir
mobil di tempat yang aman.
“ Kalian dapat pelajaran
berharga dari teman kita,”
tambahnya seraya menatap
satu per satu siswa yang ada
dalam mobil.
Para siswa mulai menyimak.
“ Jangan pernah menatap kaca
spion selama kalian tidak ingin
berbelok atau berhenti. Karena
kebiasaan itu akan mengganggu
kenyamanan kalian dalam
berkendaraan. Semakin sering
kalian menatap spion, sebanyak
itu pula kalian dihantui rasa
takut, ” jelas sang instruktur
begitu gamblang.
**
Hidup merupakan perjalanan
panjang yang melalui berbagai
kesan dan pengalaman. Ada
kesan pahit, manis, sedih,
senang, takut, dan lain-lain.
Kesan dan pengalaman yang
pernah terlalui kadang menjadi
bayang-bayang yang mengusik
pandangan seseorang untuk
melihat kedepan.
Saat itulah, tidak sedikit dari
kita yang sulit menangkap
pemandangan jernih di depan
karena cengkraman
pengalaman buruk di belakang.
Enggan beranjak ke hari esok
karena takut akan terulang
dengan kesedihan di hari
kemarin.
Mungkin benar apa yang
disampaikan instruktur setir
mobil. ”Jangan pernah menatap
cerminan bayang-bayang di
belakang, kalau memang tidak
begitu perlu untuk dilakukan !”

Senin, 09 Mei 2011

Pahala

Seorang balita tampak
memperhatikan ibunya yang
masih sibuk di dapur.
Tangannya begitu cekatan
mempermainkan alat-alat
dapur untuk disusun rapi.
Sesekali, sang ibu kembali sibuk
mengaduk-aduk masakan yang
berada tak jauh dari tempatnya
berdiri.
Sang balita tak tahu persis,
sejak kapan bunda tercintanya
itu terbangun dari tidur. Yang ia
tahu, ketika terbangun, ibunya
sudah mondar-mandir di
dapur. Padahal, baru tiga jam
yang lalu, ia masih ingat betul
bagaimana ibunya telah
direpotkan dengan ompol dan
buang air besar sang adik di
TKP, alias tempat tidur.
“Mbok Iyem masih di kampung,
ya, Ma?” ucap sang balita ke
ibunya.
Sang ibu hanya menoleh
dengan senyum, kemudian
mengangguk pelan. “Kamu
kangen, ya?” ucap sang ibu
agak membungkuk.
“Aku cuma heran, Ma. Kok,
kerja Mama sama Mbok Iyem
beda sih ?” tanya sang balita
serius.
“Iya beda, sayang. Mbok Iyem
kerja di sini karena ada gaji dan
kewajiban mengurus rumah
kita, ” ucap sang ibu singkat.
“Kalau Mama, karena apa?”
tanya sang balita lagi.
”Cinta!” jawab sang ibu sambil
mengecup pipi balitanya.
**
Dalam tafsiran yang lebih
khusus, tidak sedikit dari kita
yang ’berkerja’ dalam ibadah
kepada Yang Maha Pencipta,
Pemberi rezeki, dan Penguasa
alam raya; hanya sebatas pada
kewajiban seorang hamba
kepada Khaliqnya. Di situlah
ada harapan mendapatkan
balasan berupa gaji yang
bernama pahala.
Walaupun masih tergolong
wajar, tapi itu akan menggiring
sang hamba pada hitung-
hitungan antara kewajiban dan
pahala. Seolah, kepuasan dari
menunaikan kewajiban adalah
berlimpahnya pahala. Persis
seperti seorang pembantu yang
rajin dan malasnya sangat
bergantung pada gaji dari
majikan.
Tidakkah sang hamba menekuri
lebih dalam bahwa nilai surga
yang dijanjikan tidak akan
sebanding dengan seberapa
pun banyaknya pahala
seseorang. Yang Maha Sayang
semata-mata memasukkan
hambaNya ke surga karena
limpahan cintaNya kepada
hamba-hambaNya yang juga
beramal karena cinta. Persis
seperti seorang ibu yang
melakoni lautan kewajiban
dengan samudera cinta.

Jumat, 06 Mei 2011

Debat Kusir Tentang Ayam.

Melihat ayam betinanya bertelur,Baginda tersenyum. Beliau
memanggil pengawal agar
mengumumkan kepada rakyat
bahwa kerajaan mengadakan
sayembara untuk umum.
Sayembara itu berupa
pertanyaan yang mudah tetapi
memerlukan jawaban yang tepat
dan masuk akal. Barangsiapa
yang bisa menjawab pertanyaan
itu akan mendapat imbalan yang
amat menggiurkan. Satu pundi
penuh uang emas. Tetapi bila
tidak bisa menjawab maka
hukuman yang menjadi
akibatnya.
Banyak rakyat yang ingin
mengikuti sayembara itu
terutama orang-orang miskin.
Beberapa dari mereka sampai
meneteskan air liur. Mengingat
beratnya hukuman yang akan
dijatuhkan maka tak
mengherankan bila pesertanya
hanya empat orang. Dan salah
satu dari para peserta yang amat
sedikit itu adalah Abu Nawas.
Aturan main sayembara itu ada
dua. Pertama, jawaban harus
masuk akal. Kedua, peserta
harus mampu menjawab
sanggahan dari Baginda sendiri.
Pada hari yang telah ditetapkan
para peserta sudah siap di depan
panggung. Baginda duduk di
atas panggung. Beliau
memanggil peserta pertama.
Peserta pertama maju dengan
tubuh gemetar. Baginda
bertanya,
"Manakah yang lebih dahulu,
telur atau ayam?" "Telur." jawab
peserta pertama.
"Apa alasannya?" tanya Baginda.
"Bila ayam lebih dahulu itu tidak
mungkin karena ayam berasal
dari telur." kata peserta pertama
menjelaskan.
"Kalau begitu siapa yang
mengerami telur itu?" sanggah
Baginda. .
Peserta pertama pucat pasi.
Wajahnya mendadak berubah
putih seperti kertas. la tidak bisa
menjawab. Tanpa ampun ia
dimasukkan ke dalam penjara.
Kemudian peserta kedua maju.
la berkata,
"Paduka yang mulia, sebenarnya
telur dan ayam tercipta dalam
waktu yang bersamaan."
"Bagaimana bisa bersamaan?"
tanya Baginda.
"Bila ayam lebih dahulu itu tidak
mungkin karena ayam berasal
dari telur. Bila teiur lebih dahulu
itu juga tidak mungkin karena
telur tidak bisa menetas tanpa
dierami." kata peserta kedua
dengan mantap.
"Bukankah ayam betina bisa
bertelur tanpa ayam jantan?"
sanggah Baginda memojokkan.
Peserta kedua bjngung. la pun
dijebloskan ke dalam penjara.
Lalu giliran peserta ketiga. la
berkata;
"Tuanku yang mulia, sebenarnya
ayam tercipta lebih dahulu
daripada telur."
"Sebutkan alasanmu." kata
Baginda.
"Menurut hamba, yang pertama
tercipta adalah ayam betina."
kata peserta ketiga meyakinkan.
"Lalu bagaimana ayam betina
bisa beranak-pinak seperti
sekarang. Sedangkan ayam
jantan tidak ada." kata Baginda
memancing.
"Ayam betina bisa bertelur tanpa
ayam jantan. Telur dierami
sendiri. Lalu menetas dan
menurunkan anak ayam jantan.
Kemudian menjadi ayam jantan
dewasa dan mengawini induknya
sendiri." peserta ketiga berusaha
menjelaskan.
"Bagaimana bila ayam betina
mati sebelum ayam jantan yang
sudah dewasa sempat
mengawininya?"
Peserta ketiga pun tidak bisa
menjawab sanggahan Baginda. la
pun dimasukkan ke penjara.
Kini tiba giliran Abu Nawas. la
berkata, "Yang pasti adalah telur
dulu, baru ayam."
"Coba terangkan secara logis."
kata Baginda ingin tahu "Ayam
bisa mengenal telur, sebaliknya
telur tidak mengenal ayam." kata
Abu Nawas singkat.
Agak lama Baginda Raja
merenung. Kali ini Baginda tidak
nyanggah alasan Abu Nawas.

Selasa, 03 Mei 2011

Lomba

Dalam sebuah lomba gerak
jalan lintas desa, hampir semua
murid sekolah dasar yang ikut
menampakkan wajah ceria.
Pasalnya, lomba yang
diselenggarakan oleh guru
mereka tidak cuma menjanjikan
hadiah istimewa, tapi juga
bonus.
Hadiah istimewanya berupa
uang yang cukup buat beli
seragam dan buku. Selain itu,
murid-murid yang berhasil di
garis finis akan dapat makanan
dan minuman gratis di warung
makan yang menjadi titik tujuan
lomba.
Sebelum peserta
diberangkatkan, sang guru
mengingatkan peserta untuk
tidak berlaku curang. “Ini hanya
lomba anak-anakku, kelak
kamu akan merasakan
manfaatnya !” ucap sang guru
penuh perhatian.
Menariknya, sebelum lomba
yang bisa memakan waktu tiga
jam itu, sang guru membagi-
bagikan uang dua ribu rupiah
kepada setiap peserta. “Uang
ini bonus untuk kalian semua!
Tapi, jangan digunakan untuk
makan dan minum, karena
kalian akan dapat makanan
dan minuman yang lezat di
tempat tujuan !” jelas sang guru
mengingatkan peserta.
Semua peserta pun menjadi
lebih bersemangat. Ada hadiah
utama, makanan dan minuman
lezat di tempat tujuan, dan
dapat uang saku yang lumayan.
Mulailah peserta lomba yang
tidak diawasi ini
diberangkatkan.
Ternyata, gerak jalan yang
berlangsung di tengah terik
matahari ini, tidak semudah
yang mereka bayangkan. Anak-
anak pun memperlihatkan
watak asli mereka. Ada yang
jajan minuman di sebuah
warung desa, ada yang mencari
jalan pintas di luar rute yang
ditetapkan, ada juga yang
menumpang ojek motor.
Setibanya di garis finis, anak-
anak pun dipersilakan
menikmati makanan dan
minuman istimewa secara gratis
di sebuah warung desa. Setelah
itu, pemenang pun diumumkan.
Menariknya, pengumuman itu
mengatakan hal yang agak
aneh. ”Anak-anakku,” ucap
sang guru. ”Silakan di antara
kalian yang pantas menjadi
pemenang untuk maju
kedepan !”
Mendengar itu, beberapa anak
pun berebut untuk maju.
Kepada yang maju ini, sang
guru mengatakan, ”Bapak tidak
bisa menyaksikan apa benar
kalian berlomba dengan jujur.
Bapak tidak mampu
memastikan apa kalian benar-
benar tidak curang. Bapak juga
tidak tahu apa kalian benar-
benar tidak jajan! Tapi, ada
Allah yang selalu bersama
kalian !”
Setelah ucapan sang guru,
suasana pun menjadi hening.
Mereka yang mengaku
pemenang karena tiba lebih
awal di garis finis ini pun saling
berpandangan satu sama lain.
”Siapa yang berani jujur, akan
Bapak kasih hadiah khusus!”
ucap sang guru penuh
perhatian.
Saat itulah, satu per satu anak-
anak yang mengaku pemenang
mundur. Hingga, tak seorang
pun yang ada di depan. Mereka
tampak menahan malu.
”Anak-anakku, kalian semua
adalah pemenang karena telah
berani jujur walaupun ada
hadiah yang menggiurkan, ”
jelas sang guru sambil menatap
anak-anak dengan senyum.
++
Hidup ini tak ubahnya seperti
lomba maraton tentang
kejujuran. Siapkanlah hati dan
jiwa kita seperti anak-anak yang
masih polos, yang berani
menahan malu demi kejujuran.
Dan, berani tidak memperoleh
’ hadiah’ duniawi karena yakin
Allah Maha Mengawasi kita.

Trik Jatuh Cinta pada Olahraga

Banyak
sekali alasan orang tidak mau
melakukan olahraga, seperti
sibuk, tidak ada waktu, malas,
jauh dan sebagainya. Lantas
bagaimana caranya membuat
Anda agar mencintai olahraga?
Tubuh manusia didesain untuk
selalu bergerak sehingga sangat
dianjurkan untuk rajin olahraga.
Namun berbagai alasan sering
menjadikan olahraga sebagai
kegiatan yang tidak penting
untuk dilakukan.
Berikut beberapa cara agar
orang mulai mencintai olahraga,
seperti dilansir Healthmad,
Selasa (3/5/2011):
1. Mengajak teman
Tidak sedikit orang yang malas
ke gym atau olahraga lainnya
karena merasa sendirian dan tak
ada teman. Carilah teman yang
dapat memotivasi Anda untuk
rajin berolahraga. Sebuah studi
di Oxford University
menunjukkan bahwa latihan
bersama dengan teman-teman
akan menjadi dua kali lebih
berhasil daripada latihan sendiri.
2. Olahraga pada siang hari
Sebuah studi di University of
Bristol menjelaskan bahwa
olahraga menjelang jam makan
siang atau pada saat jam makan
siang akan membuat seseorang
lebih produktif dan melepaskan
stres.
Pada akhir pekan (tidak bekerja),
Anda dapat mencoba cara ini
untuk menghindari godaan
makan siang yang lezat. Jika
Anda sudah latihan saat makan
siang, maka Anda akan dapat
menahan diri dari mencicipi
makanan.
3. Tetap realistis
Sekali lagi, tidak ada cara instan.
Jangan mengeluh dalam
seminggu jika belum melihat
hasil yang nyata pada tubuh
Anda, karena hal itu akan
membuat Anda malas dan tidak
melanjutkan latihan olahraga.
Ingat tubuh Anda juga perlu
men-setup kebiasaan baru, tetap
realistis dalam olahraga atau
kegiatan kebugaran Anda.
"Pastikan Anda memiliki tujuan
cerdas, spesifik dan terukur,
seperti menurunkan berat
badan setiap minggu," kata Luke
Barnsley, pelatih olahraga.
4. Jangan berlebihan
Meskipun latihan adalah hal
yang baik, terlalu banyak juga
tidak baik, terutama jika Anda
malas untuk berolahraga.
Lakukan perlahan-lahan dan
tidak perlu berlebihan di semua
olahraga. Yang paling penting
dari olahraga tidak seberapa
keras Anda berlatih, tapi
bagaimana Anda melakukannya
secara teratur. Jika tidak teratur,
lebih baik tidak latihan sama
sekali.
5. Beri hadiah pada diri
Jangan ragu untuk memberikan
hadiah kepada diri sendiri agar
Anda tidak bosan dengan menu
olahraga dan makanan yang
harus sehat. Ketika tubuh telah
mencapai lingkar pinggang dan
berat badan ideal, Anda bisa
hadiahi diri Anda sendiri dengan
sepotong pizza atau sebagian
kecil steak dengan saus
barbeque. Makan sekali dalam
dua minggu tidak akan
berdampak pada tubuh Anda,
asal tidak terlalu banyak.