Selasa, 06 Mei 2014

Kenali Dirimu Wahai Pemuda?




“Masa muda adalah masa-masa yang paling indah.” (Koes Plus)

 Jika diibaratkan matahari, masa muda adalah saat matahari berada diatas, disaat bersinar  terang dengan sinarnya yang panas. Hal ini mengibaratkan bahwa masa muda adalah masa yang bergairah dan paling semangat dibandingkan dengan masa-masa sesudah maupun sebelumnya.
Di masa ini juga pertumbuhan fisik dan jiwa sangatlah terasa. Dimulai saat-saat meninggalkan masa anak-anak pertumbuhan itu akan jelas terlihat. Perubahan bentuk badan, perubahan suara, psikologis, dan perubahan yang lain. Di fase inilah seorang pemuda harus mampu menempatkan posisinya sebagai pemuda bukan lagi seorang anak kecil. Apa lagi jika sudah baligh. Seorang pemuda harus tahu bahwa mulai saat itu bukanlah seorang anak kecil lagi. Masa ini bisa disebut dengan masa remaja.
Menurut psikologis, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak- anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.  Menurut Sri Rumini dan Siti Sundari  (2004:53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa. Sedangkan menurut Zakia Darajat (1990:23) remaja adalah Masa perlihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. [1]
Sedangkan dalam Islam istilah remaja sering disebut dengan baligh. Orang bisa dikatan baligh jika seseorang telah mengalami mimpi basah bagi laki-laki dan wanita mengalami menstruasi.  Seseorang yang sudah memasuki fase ini maka orang tersebut sudah dikenai syariat-syariat Islam. Dengan kata lain, segala amal perbuatan akan dipertanggungjawabkan sendiri kepada Allah ta’ala. Dari pengertiaan tersebut remaja bisa juga disebut dengan orang dewasa karena perlakuan tentang syariat-syariat dalam Islam sudah berlaku kepada mereka. Yang membedakan adalah tingkat kematangan dalam berfikir, bersikap, bersosialisasi, dan kedewasaannya.
Dari pengertian yang telah ada, penulis menyimpulkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju kedewasaan. Pada masa ini, remaja akan mengalami perubahan fisik, sikap, berfikir  dan aspek-aspek yang lain. Jika dilihat dari usia, masa remaja akan dialami setiap orang diusia belasan tahun. Tapi, usia bukanlah menjadi patokan seseorang sudah memasuki masa remaja.  Karena tidak sedikit yang lebih awal memasuki masa remaja dan tidak sedikit pula yang lambat dalam memasukinya. Karena itu pengertian remaja ini sulit utuk didefinisikan seacara mutlak. Masa remaja adalah masa awal seseorang memasuk masa muda. Seperti yang tertulis dalam wikipedia, masa muda merujuk pada seseorang antara usia 17 saampai 25 tahun, dibawah itu adalah remaja sedangkan usia 26 sampai 39 itu adalah usia dewasa di mana orang tengah pada titik puncaknya dan untuk diatas itu adalah usia pertengahan.[2]
Saya sepakat mungkin sahabat muslim juga sepakat bahwa masa muda adalah sebuah kenikmatan yang harus kita syukuri. Mengapa demikian? Karena dimasa ini Allah ta’ala telah memberikan kita kekuatan yang sempurna dalam raga kita. Itu merupakan kenikmatan yang besar. Kekuatan berjalan, berlari dengan kencang, mengangkat benda berat, mendaki gunung, bermain bola, dan aktivitas yang lain. Bukankah itu semata-mata berkat kenikmatan Allah yang diberikan kepada kita? Mungkin di masa setelah itu kita tidak mampu lagi untuk melakukan aktivitas itu semua.
Sebagai seorang muslim alangkah baiknya kita mensyukuri kenikmatan yang telah diberi di usia muda. Kekuatan yang kita miliki mari kita gunakan sebaik mungkin. Belajarlah selagi mata ini bisa melihat dengan jelas. Pergilah ke masjid ketika adzan berkumandang selagi kaki ini masih mampu berjalan. Dengarkanlah tausyah, ayat-ayat al Quran selagi pendengaran kita masih sempurna. Berpuasalah selagi fisik ini mampu. Bersedakahlah selagi tangan ini masih mampu memberi.
Nabi Muhammad SAW bersabda,
”Tidak tergelincir dua kaki seseorang hamba pada hari kiamat sampai Allah menanyakan empat hal: umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan; masa mudanya, bagaimana dia menggunakannya; hartanya, darimana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihbiskan; dan ilmunya, apakah dia amalkan atau tidak.” (HR. Tirmidzi).
Dari hadits tersebut, masa muda disebutkan secara terpisah. Masa muda bisa saja dimasukan dalam umur, tetapi Nabi Muhammad SAW memisahkannya. Ini menegaskan bahwa, masa muda adalah masa yang sangat penting. Karena ditangan pemudalah perubahan itu bisa terjadi. Bersamaan itu juga godaan seorang pemuda juga sangatlah besar. Apa lagi saat seorang pemuda dalam pertumbuhan mental dan fisik. Mengingat psikologis yang masih labil dan pikiran yang masih mudah terpengaruh mereka akan mengalami banyak gejolak dalam pikiran dan jiwa yang bisa menyebabkan mereka tertekan dan mengalami kebimbangan. Kondisi ini sangat rentan bagi seorang pemuda, karena dalam kondisi ini pemuda bisa terjerumus dalam jurang keburukan.
Kenalilah dirimu wahai pemuda? Tidak ada yang lebih tahu tantang dirimu di dunia ini kecuali dirimu sendiri, bahkan orang tuamu sendiri. Bercerminlah pada hatimu. Ikutilah apa kata hatimu. Karena sesungguhnya hati itu tidak akan pernah bohong. Jika kamu melakukan kebaikan maka hatimu akan tenang, namun jika kamu melakukan keburukan maka hati akan merasa was-was.
Jadilah dirimu sendiri, wahai pemuda? Jangan kamu ikuti idola-idolamu. Kalau kamu mengikuti idolamu, lalu siapa yang menjadi dirimu? Allah telah mempercayakan amanah-Nya ke padamu untuk menjadi manusia. Tunjukan bahwa kamu memang layak memegang amanah yang diberikan Allah. Engkaulah sang pemenang dari ratusan sperma yang merebutkan ovum. Engakaulah sang bayi yang dulu belum bisa membaca, belum tahu apa-apa, yang tidak bisa memegang sesuatu pun walau hanya selembar kertas, sang bayi yang belum bisa berjalan. Namun kini engakau mengetahui nama-nama yang ada disekitarmu. Mampu berjalan walau harus terjatu-jatuh, namun dengan semangat kamu bisa berjalan hingga  kamu bisa berlari sekencang-kencangnya. Lalu dimanakah semangat itu? Masihkah tertanam semangatmu waktu belajar berjalan walau harus sering terjatuh? Masihkah ada senyumanmu ketika orang disekitarmu menertawaimu saat kamu mencoba berbicara? Adakah tangisan lantang ketika bayimu, saat merasakan kondisi yang tidak sesuai hatimu? Dimanakah itu semua wahai sahabat muslim? Masihkah ada dalam jiwamu?


[1] www.wikipedia.org/wiki/remaja (18-11-2013, 06.15 WIB)
[2]  www.wikipedia.org/wiki/masa_muda (19-11-2013, 11.24 WIB)

Tidak ada komentar: